<p>Ilustrasi/ugm.ac.id</p>

Vaksin Pfizer Bekerja Melawan Virus Corona Varian Inggris dan Afrika Selatan

  • WASHINGTON-Sebuah penelitian awal menyebutkan vaksin virus corona Pfizer efektif melawan varian baru yang menyebar lebih cepat daripada strain aslinya. Para ilmuwan khawatir beberapa mutasi baru pada novel coronavirus, khususnya varian baru yang ditemukan di Afrika Selatan, dapat membuat vaksin menjadi kurang efektif. Varian Afrika Selatan, yakni 501.V2, serta varian di Inggris, B.1.1.7, keduanya menyebar lebih […]

Amirudin Zuhri

Amirudin Zuhri

Author

WASHINGTON-Sebuah penelitian awal menyebutkan vaksin virus corona Pfizer efektif melawan varian baru yang menyebar lebih cepat daripada strain aslinya.

Para ilmuwan khawatir beberapa mutasi baru pada novel coronavirus, khususnya varian baru yang ditemukan di Afrika Selatan, dapat membuat vaksin menjadi kurang efektif.

Varian Afrika Selatan, yakni 501.V2, serta varian di Inggris, B.1.1.7, keduanya menyebar lebih mudah daripada virus aslinya. Kemungkinan karena keduanya memiliki mutasi yang sama di protein lonjakan SARS-CoV-2. Ini adalah senjata virus untuk menyerang sel manusia.

Untuk mengetahui bagaimana mutasi dapat berdampak pada vaksin, sekelompok peneliti dari Pfizer dan University of Texas Medical Branch di Galveston membandingkan bagaimana virus mutasi ini melawan vaksin.

Menguji Sampel Darah

Live Science melaporkan, peneliti menguji virus dalam sampel darah 20 orang yang telah menjalani vaksinasi dengan vaksin Pfizer-BioNTech.  Karena sudah menerima vaksin, sampel darah mereka mengandung molekul yang dapat melawan virus.

“Tidak ada pengurangan aktivitas netralisasi terhadap virus yang membawa mutasi baru”, tulis para peneliti dalam studi tersebut.  Menurut The Associated Press Moderna dan AstraZeneca juga melakukan eksperimen serupa,

Karena virus SARS-CoV-2, seperti virus lainnya, akan terus berkembang, penting untuk terus memantau mutasi yang dapat memengaruhi keefektifan vaksin dan bersiap jika memerlukan perubahan vaksin. “Pembaruan vaksin seperti bisa karena fleksibilitas teknologi vaksin berbasis mRNA,” tambah mereka.

Dengan kata lain, karena Pfizer dan Moderna membuat vaksin berbasis mRNA, para peneliti hanya perlu menukar kode genetik yang mereka gunakan untuk mengkode protein lonjakan dalam vaksin tersebut dengan versi baru yang mencakup mutasi baru.