Vaksin, UU Ciptaker Hingga SWF Jadi Modal Kebangkitan Ekonomi 2021
JAKARTA – Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto menyatakan Indonesia telah melewati titik terendah perekonomian dan siap bangkit tahun depan. Optimisme ini berawal dari sejumlah sinyal pemulihan yang mulai terlihat sejak kuartal III-2020. Tahun depan, pemulihan ekonomi nasional akan sangat terbantu dengan kehadiran vaksin COVID-19 yang akan beredar pada awal 2021. Selain itu, Airlangga menyebut […]
Industri
JAKARTA – Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto menyatakan Indonesia telah melewati titik terendah perekonomian dan siap bangkit tahun depan. Optimisme ini berawal dari sejumlah sinyal pemulihan yang mulai terlihat sejak kuartal III-2020.
Tahun depan, pemulihan ekonomi nasional akan sangat terbantu dengan kehadiran vaksin COVID-19 yang akan beredar pada awal 2021. Selain itu, Airlangga menyebut ada sejumlah faktor yang akan ikut mendorong percepatan pemulihan ekonomi.
- 11 Bank Biayai Proyek Tol Serang-Panimbang Rp6 Triliun
- PTPP Hingga Mei 2021 Raih Kontrak Baru Rp6,7 Triliun
- Rilis Rapid Fire, MNC Studios Milik Hary Tanoe Gandeng Pengembang Game Korea
“Pertama tentu saja kehadiran vaksin COVID-19 ya, seluruh dunia menargetkan tahun depan terlaksana vaksinasi. Tanpa itu, ekonomi akan sulit bergerak,” kata Airlangga dalam Outlook Perekonomian Indonesia “Meraih Peluang Pemulihan Ekonomi 2021 secara virtual, Selasa, 22 Desember 2020.
Kedua, pemerintah melanjutkan program pemulihan ekonomi nasional (PEN). Tahun depan, pemerintah menganggarkan Rp372,3 triliun yang tersebar ke enam sektor penerima yaitu kesehatan (Rp25,40 triliun), perlindungan sosial (Rp220,2 triliun).
Lalu sektoral kementerian/ lembaga dan pemerintah daerah (Rp152,4 triliun), usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) (Rp48,8 triliun), pembiayaan korporasi (Rp14,9 triliun), dan insnetif usaha (Rp20,40 triliun).
Jurus ketiga pemerintah adalah Undang-Undang Cipta Kerja, sebagaimana digaungkan, UU sapu jagad ini mampu menjadi magnet investasi di Tanah Air dan menciptakan banyak lapangan pekerjaan. Keempat, keberpihakan kebijakan ekonomi pada UMKM.
Kelima adalah penyusunan Daftar Prioritas Investasi (DPI). Keenam adalah Sovereign Wealth Fund atau Lembaga Pengelola Investasi. Tak sampai di situ, kata Airlangga, pemerintah juga berstategi melalui program ketahanan pangan.
Kemudian, pengembangan kawasan industri, mandatori B30, industri padat karya, dan pengembangan ekonomi digital.
Sebagai informasi, vaksin COVID-19 yang sudah tersedia di Indonesia adalah sebanyak 1,2 juta dosis. Setelah ini, akan hadir lagi 1,8 juta dosis, rencananya vaksinasi tahap pertama untuk tenaga kesehatan akan berlangsung pada Januari 202.
“Dengan strategi utama di atas kami optimistis akan mendorong aktivitas ekonomi, konsumsi dan investasi,” ungkapnya.
Proyeksi Lembaga Internasional
Sejumlah lembaga internasional juga tak kalah optmisme dari pemerintah yang mematok pertumbuhan ekonomi nasional 2021 berada di rentang 4,5% sampai 5,5%. “Untuk inflasi tahun depan full year diproyeksikan mencapi 3%,” tukasnya.
Organisasi Kerja Sama dan Pembangunan Ekonomi (OECD) memproyeksikan ekonomi Indonesia tumbuh 4,0% pada 2021.
Bank Pembangunan Asia (ADB) memperkirakan pertumbuhan ekonomi Indonesia sebesar 5,3% tahun depan. Selanjutnya, Bank Dunia menaksir ekonomi tumbuh 4,4% pada 2021.
Kemudian Dana Moneter Internasional (IMF) bahkan memproyeksikan ekonomi nasional tumbuh 6,1% pada tahun depan. Sementara Bloomberg memprediksi ekonomi Indonesia berkisar 5,6% pada 2021.