PT Vale Indonesia Tbk (INCO)
Korporasi

Vale (INCO) Bidik Penurunan Emisi 33 Persen pada 2030

  • Saat ini, operasi pengolahan nikel Vale didukung oleh tiga Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA), yaitu PLTA Larona, PLTA Balambano, dan PLTA Karebbe, dengan total kapasitas produksi 365 ribu megawatt per tahun.

Korporasi

Alvin Pasza Bagaskara

JAKARTA - PT Vale Indonesia Tbk (INCO) menargetkan penurunan emisi karbon sebesar 33% pada tahun 2030. Hal ini sejalan dengan agenda pemerintah yang menargetkan Net Zero Emissions pada tahun 2050.

Chief of Sustainability and Corporate Affair Vale Indonesia, Bernardus Irmanto mengatakan Kkomitmen ini juga mendukung target pengurangan emisi karbon sektor pertambangan sebesar 20% pada 2025.

"Kami memiliki tiga PLTA yang mendukung operasi pabrik kami dengan energi bersih, sehingga mengurangi ketergantungan pada energi fosil dan menurunkan jejak karbon kami secara signifikan," ujarnya melalui keterangan tertulis pada Senin, 2 September 2024. 

Saat ini, operasi pengolahan nikel Vale didukung oleh tiga Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA), yaitu PLTA Larona, PLTA Balambano, dan PLTA Karebbe, dengan total kapasitas produksi 365 ribu megawatt per tahun.

Inisiatif ini bukanlah hal baru bagi Vale. Sejak 1978, perusahaan telah membangun dan mengoperasikan PLTA Larona sebagai bagian dari komitmennya terhadap keberlanjutan industri.

Selain itu, Vale juga telah mengadopsi penggunaan kendaraan listrik dalam operasi tambangnya dan memanfaatkan boiler listrik untuk mengurangi ketergantungan pada bahan bakar fosil seperti Marine Fuel Oil (MFO) dan diesel.

Vale menjadi perusahaan tambang pertama di Indonesia yang mengoperasikan boiler listrik dengan energi terbarukan, mengurangi konsumsi MFO dan diesel.

Namun, Irmanto mengakui bahwa proses dekarbonisasi tidaklah mudah. "Ini adalah sebuah tantangan, tidak semudah yang dibayangkan," tegasnya dalam sesi The Leaders Roundtable on Industrial Decarbonization pada pre-event International Sustainability Forum (ISF) 2024.

Dalam menghadapi perubahan iklim global, Pemerintah Indonesia menargetkan untuk mencapai Net Zero Emissions pada 2060, sebagai bagian dari strategi nasional untuk mengurangi dampak perubahan iklim dan meningkatkan keberlanjutan lingkungan di semua sektor ekonomi.

Deputi Bidang Koordinasi Infrastruktur dan Transportasi Kementerian Koordinator Kemaritiman dan Investasi, Muhammad Rachmat Kaimuddin, menekankan pentingnya kolaborasi untuk menghadapi perubahan iklim ekstrem.

"Kami berupaya menyeimbangkan antara peningkatan perekonomian masyarakat dengan dekarbonisasi dan pemanfaatan energi terbarukan," ujar Rachmat, yang juga menjabat sebagai Presiden Komisaris Vale Indonesia.

Dia menyoroti bahwa transisi energi di Indonesia masih panjang, dengan 86% energi industri masih bergantung pada bahan bakar fosil hingga tahun 2023. Dukungan terhadap inovasi dalam transisi energi dinilai krusial untuk mencapai target nasional.

Partisipasi Vale dalam International Sustainability Forum 2024 pada 5-6 September 2024 menunjukkan komitmen perusahaan dalam memimpin perubahan menuju keberlanjutan dalam industri pertambangan.

Forum ini akan menjadi platform penting bagi para pemangku kepentingan, termasuk pemerintah, lembaga internasional, dan pelaku industri, untuk berdiskusi dan berkolaborasi dalam menciptakan solusi inovatif untuk tantangan dekarbonisasi.