Vale Indonesia Bikin Usaha Patungan Pengolahan Nikel Bahodopi
Emiten pertambangan PT Vale Indonesia Tbk (INCO) menandatangani perjanjian kerja sama proyek fasilitas pengolahan nikel Bahodopi dengan Taiyuan Iron & Steel Co. Ltd (Taigang) dan Shandong Xinhai Technology Co. Ltd (Xinhai) pada Kamis, 24 Juni 2021.
Korporasi
JAKARTA – Emiten pertambangan PT Vale Indonesia Tbk (INCO) menandatangani perjanjian kerja sama proyek fasilitas pengolahan nikel Bahodopi dengan Taiyuan Iron & Steel Co. Ltd (Taigang) dan Shandong Xinhai Technology Co. Ltd (Xinhai) pada Kamis, 24 Juni 2021.
Dalam perjanjian tersebut, ketiganya telah menyepakati untuk membentuk perusahaan patungan (joint venture) guna membangun fasilitas pengolahan nikel di Xinhai Industrial Park, Morowali, Sulawesi Tengah.
Perusahaan patungan tersebut nantinya akan membangun delapan lini pengolahan feronikel rotary kiln-electric furnace dengan perkiraan produksi sebesar 73.000 metrik ton nikel per tahun beserta fasilitas pendukungnya.
- Gandeng Visa Indonesia, MNC Bank Luncurkan MotionVisa
- Pencarian Properti Online Meningkat 36,8 Persen Secara Tahunan, Lamudi Luncurkan #CariSekarang
- Kinerja Turun Akibat Pandemi, Kapitalisasi Pasar Modal Syariah Tembus Rp3.372 Triliun
INCO akan menggenggam 49% saham entitas itu, Sedangkan, Taigang dan Xinhai akan mengempit sebanyak 51% kepemilikan saham. Adapun kebutuhan listrik akan bersumber dari pembangkit listrik tenaga gas untuk mendukung komitmen INCO dalam mengurangi emisi karbon.
“Kami menghargai bahwa mitra kami telah mendukung agenda rendah karbon perseroan dengan menyepakati perubahan rencana dari pembangkit listrik tenaga batu bara menjadi gas,” ujar CEO Vale Indonesia, Febriany Eddy di Jakarta, Kamis, 24 Juni 2021.
Selain itu, kata dia, semua pihak juga telah menyepakati dalam jangka waktu enam bulan sejak di tandatanganinya perjanjian ini akan menyelesaikan semua persyaratan teknis dan finansial yang diperlukan untuk mengambil keputusan investasi final.
“Semua pihak akan turut menyelesaikan semua perjanjian definitif terkait hak dan kewajiban para pihak dalam perusahaan patungan,” tambahnya.
INCO membukukan laba yang didistribusikan kepada entitas induk sebesar US$33,6 juta atau setara dengan Rp488,2 miliar (asumsi kurs Rp14.532 per dolar Amerika Serikat) sepanjang kuartal I-2021.
Laba tersebut meningkat 16,2% year-on-year (yoy) dibandingkan dengan periode yang sama 2020. Perseroan juga berhasil menaikkan pendapatan hingga 20% yoy, dari semula Rp2,5 triliun per kuartal I-2020 menjadi Rp3 triliun pada periode ini. (SKO)