<p>emite pertambangan nikel PT Vale Indonesia Tbk (INCO) / Vale.com</p>
Korporasi

Vale Indonesia (INCO) Gandeng Perusahaan China Garap 3 Megaproyek Senilai Rp128 Triliun

  • PT Vale Indonesia Tbk (INCO) akan menggarap tiga proyek smelter yang berada di Sulawesi.
Korporasi
Debrinata Rizky

Debrinata Rizky

Author

JAKARTA - PT Vale Indonesia Tbk (INCO) akan menggarap tiga proyek pengembangan yang berada di Sulawesi. Tak main-main, nilai investasinya mencapai US$8,6 miliar atau setara dengan Rp128,13 triliun (kurs Rp14.915 per dolar Amerika Serikat).

Direktur Keuangan PT Vale Indonesia Tbk (INCO) Bernardus Irmanto mengatakan ketiga proyek itu akan digarap Vale dengan para rekanannya.

“Tiga proyek pengembangan Vale dengan total nilai investasi lebih dari US$8 miliar ini akan dieksekusi bersama dengan partner,” kata Bernardus dalam Public Expose pada Rabu 14 September 2022.

Adapun proyek tersebut yang pertama proyek smelter Pomalaa yang memiliki kapasitas 120.000 ton nikel jenis mixed hydroxide precipitate (MHP) dan tambang.

Proyek yang berada di Pomalaa, Sulawesi Tenggara ini akan digarap bersama Huayou Cobalt Co. Ltd. Total investasinya mencapai US$4,5 miliar atau setara dengan Rp67,06 triliun. Proyek ini akan dikerjakan pada 2022 hingga 2026.

Kedua, proyek Bahadopi di Sulawesi Tengah bersama Taiyuan Iron & Steel Co. Ltd (TISCO) dan Shandong Xinhai Technology Co. Ltd. Total investasinya mencapai US$2,3 miliar atau setara dengan Rp34,27 triliun. Proyek ini akan menggarap nikel dan feronikel dengan kapasitas 73.000 ton.  

Terakhir ada Sorowako Limonite, berada di Sarowako, Sulawesi Selatan bersama Huayou Cobalt Co. Ltd yang memiliki kapasitas 60.000 ton nikel jenis mixed hydroxide precipitate (MHP).

Nilai total investasi mencapai US$1,8 miliar atau setara dengan Rp26,82 triliun,dengan teknologi High Pressure Acid Leaching (HPAL) dan tambang. Proyek akan dilakukan pada 2023 hingga 2026.