<p>Pertambangan nikel milik PT Vale Indonesia Tbk. (INCO). / Vale.com</p>
Korporasi

Vale Indonesia (INCO) Perkuat Kerja Sama dengan Huayou Cobalt di Blok Pomalaa

  • Emiten tambang nikel PT Vale Indonesia Tbk (INCO) melakukan penandatanganan akta perubahan dan pernyataan kembali sehubungan perjanjian kerja sama definitif dengan Zhejiang Huayou Cobalt Co Ltd pada 27 Februari 2023.
Korporasi
Drean Muhyil Ihsan

Drean Muhyil Ihsan

Author

JAKARTA – Emiten tambang nikel PT Vale Indonesia Tbk (INCO) melakukan penandatanganan akta perubahan dan pernyataan kembali sehubungan perjanjian kerja sama definitif dengan Zhejiang Huayou Cobalt Co Ltd pada 27 Februari 2023.

Pada kesempatan yang sama, perseroan turut menandatangani perjanjian usaha patungan (joint venture/JV) dan perjanjian pengambilan bagian saham dengan Huaqi (Singapore) Pte Ltd dan PT Kolaka Nickel Indonesia (KNI).

Sekretaris Perusahaan Vale Indonesia Filia Alanda menyatakan bahwa perjanjian JV dan pengembalian sebagian saham sehubungan dengan rencana penyertaan modal Huaqi.

“Transaksi ini bukan merupakan transaksi material bagi perseroan serta bukan merupakan transaksi afiliasi dan benturan kepentingan,” ujarnya melalui keterbukaan informasi Bursa Efek Indonesia (BEI), Selasa, 28 Februari 2023.

Seperti diketahui, sebelumnya perseroan telah meneken perjanjian kerja definitif dengan Zhejiang Huayou Cobalt untuk memproses bijih nikel perseroan dari Blok Pomalaa di Kolaka, Sulawesi Tenggara.

Proyek Blok Pomalaa telah ditetapkan sebagai Proyek Strategis Nasional dengan menggunakan teknologi High-Pressure Acid Leach (HPAL) Huayou untuk menghasilkan hingga 120.000 ton nikel per tahun. 

Blok HPAL Pomalaa ditargetkan untuk menghasilkan produk yang disebut Mixed Hydroxide Precipitate (MHP), yang dapat diolah lebih lanjut menjadi material yang cocok untuk baterai kendaraan listrik.

Di lantai bursa, saham INCO naik 2,63% menuju level harga Rp6.825 per lembar pada penutupan perdagangan Selasa, 28 Februari 2023. Saat ini, perseroan mengantongi kapitalisasi pasar senilai Rp67,82 triliun.