Ilustrasi aktivitas penambangan PT Amman Mineral Internasional.
Korporasi

Valuasi Kompetitif, Intip Prospek IPO Amman Mineral (AMMN)

  • Valuasi P/E 2022 AMMN mencapai 7,4 kali (diskon 17,7 persen dari rata-rata industri).

Korporasi

Drean Muhyil Ihsan

JAKARTA – Para pelaku pasar domestik tengah tertuju pada rencana penawaran umum perdana saham (IPO) PT Amman Mineral Internasional Tbk (AMMN). Sebab perseroan dinilai memiliki sejumlah nilai tambah dari proyeksi ekspansi serta valuasi yang kompetitif.

Analis Samuel Sekuritas Indonesia Juan Harahap mengatakan, Tambang Elang yang dipunyai perseroan akan menjadi proyek masa depan dengan awal pengembangan pada 2027. Hal ini menyusul Tambang Batu Hijau yang diperkirakan akan rampung beroperasi pada 2030.

“Kegiatan penambangan di tambang Elang diperkirakan akan berjalan mulai dari 2031 hingga 2046,” ujar dia mengutip prospektus AMMN, Kamis, 6 Juli 2023.

Juan menerangkan, dengan jumlah saham yang beredar sebesar 6,3 miliar lembar dan asumsi nilai tukar rupiah sebesar Rp15.000 per dolar Amerika Serikat (AS), valuasi P/E 2022 AMMN mencapai 7,4 kali. Baginya, gambaran tersebut menyiratkan valuasi yang kompetitif.

“Kondisi ini menunjukkan diskon 17,7 persen dari rata-rata industri dan 5,2x EV/EBITDA atau 3,6 persen lebih premium dari rata-rata industri,” paparnya.

AMMN sendiri menargetkan penyelesaian pembangunan smelter pada 2024 dengan kapasitas hingga 900 ribu ton konsentrat tembaga per tahun, dan beroperasi penuh pada tahun 2025. 

Smelter yang direncanakan akan memproduksi katoda tembaga serta emas dan perak Batangan tersebut akan mentransformasi perseroan menjadi perusahaan pertambangan terintegrasi. 

Selain itu, AMMN juga berencana untuk memperluas kapasitas pabrik pengolahan bijih menjadi 85mtpa untuk menyerap bijih tambahan dari proyek Phase 8 dan tambang Elang. 

Rencana IPO Anak Medco

Perseroan resmi memasang harga IPO sebesar Rp1.695 per lembar saham. Dengan harga penawaran segitu, anak usaha PT Medco Energi Internasional Tbk (MEDC) tersebut berpotensi meraup dana hingga Rp10,72 triliun.

Sekitar Rp1,78 triliun dari dana IPO akan dimanfaatkan untuk penyetoran modal kepada PT Amman Mineral Industri (AMIN) yang selanjutnya akan digunakan untuk membiayai pengeluaran modal atas proyek smelter di Sumbawa Barat, Nusa Tenggara Barat.

Kemudian, sekitar Rp3,04 triliun akan digunakan perseroan untuk melunasi utang kepada PT Amman Mineral Nusa Tenggara, dan sisa dana lainnya akan digunakan untuk penyetoran modal kepada AMNT yang selanjutnya akan digunakan untuk membiayai pengeluaran modal atas proyek ekspansi pabrik konsentrator di Nusa Tenggara Barat dan proyek Pembangkit Listrik Tenaga Gas dan Uap di AMNT yang berlokasi di provinsi yang sama.

Sebelum resmi IPO, pemegang saham Amman Mineral yaitu PT Sumber Gemilang Persada dengan kepemilikan 35,58%, PT Medco Energi Internasional Tbk (MEDC) 23,13%, PT AP Investment 17,08%, PT Alpha Investasi Mandiri 7,86%, PT Pesona Sukses Cemerlang 7,21%, PT Sumber Mineral Citra Nusantara 5,12%, dan PT Medco Services Indonesia 4,02%.