<p>Vape dengan THC Liquid</p>
Nasional & Dunia

Vape Ganja Marak di Kalangan Remaja Amerika

  • Sebuah survei yang dilakukan awal tahun ini menemukan banyak remaja yang teratur menggunakan vape ganja daripada merokok di Amerika Serikat. Sementara penyakit paru-paru misterius banyak merenggut nyawa anak-anak muda di seluruh AS yang ditengarai akibat dari vape ganja tersebut.

Nasional & Dunia
Acep Saepudin

Acep Saepudin

Author

Michigan – Sebuah survei yang dilakukan awal tahun ini menemukan banyak remaja yang teratur menggunakan vape ganja daripada merokok di Amerika Serikat. Sementara penyakit paru-paru misterius banyak merenggut nyawa anak-anak muda di seluruh AS yang ditengarai akibat dari vape ganja tersebut.

14 Persen senior sekolah menengah mengatakan bahwa mereka mengisap vape ganja bulan sebelumnya menurut survei tahunan the National Institutes of Health, Monitoring the Future. Angka tersebut lebih tinggi hampir dua kali lipat dari angka pada 2018. Angka ini juga naik secara drastis dari 4,9% pada tahun 2017.

Awal tahun ini, survei tersebut juga menemukan bahwa 22% dari siswa sekolah menengah atas (sekitar persentase yang sama dengan tahun 2018), mengatakan mereka menggunakan ganja. Terutama yang dapat dihisap, diuapkan atau dimakan melalui makanan.

“Tampaknya anak-anak beralih bagaimana mereka mengkonsumsi ganja. Ini bukan tentang berapa banyak mereka mengkonsumsinya,” kata Ken Warner, Profesor Kebijakan Kesehatan Emeritus di University of Michigan.

Sementara itu sekitar 26% dari siswa sekolah menengah atas mengatakan bahwa mereka merokok biasa dalam bulan sebelumnya. Hal itu mencerminkan hasil dari survei terpisah yang diterbitkan oleh Centers for Disease Control and Prevention awal tahun ini. Sementara itu, kurang dari 6% siswa kelas 12 mengatakan bahwa mereka merokok secara konvensional. Hal itu menurut survei baru, yang didanai oleh NIH’s National Institute on Drug Abuse.

Survei lebih dari 42.000 siswa di kelas 8, 10 dan 12 dilakukan oleh Richard Miech dan rekan-rekannya di University of Michigan.

Dr. Nora Volkow, Direktur National Institute on Drug Abuse mengatakan, studi ini menunjukkan bagaimana vaping menjadi populer, terutama di kalangan anak muda. Produk yang lebih baru telah mengubah metode lama dalam hal mengkonsumsi nikotin dan THC ( senyawa dihasilkan ganja dalam jumlah tinggi).

Produk-produk itu dapat digunakan secara diam-diam dan sering tersedia dalam rasa manis. Oleh karenanya itu dapat membuat vaping terasa lebih enak.

Lonjakan jumlah remaja pengguna vaping selama beberapa tahun terakhir membuat sibuk anggota parlemen dan regulator. Presiden Donald Trump dan pejabat tinggi kesehatan AS selama berbulan-bulan mempertimbangkan apakah akan melarang rokok elektrik dengan rasa. Hal ini dalam upaya untuk membuat produk itu menjadi kurang menarik bagi anak-anak.

Menurut CDC pada pekan lalu, wabah penyakit paru-paru yang mematikan di antara orang-orang yang mengkonsumsi vape juga mengungkapkan risiko kesehatan kritis lainnya. Di mana orang-orang yang mengisap vape minyak THC secara sembarangan dan bisa mematikan. Penyakit itu menyebabkan sekitar 2.409 orang dirawat di rumah sakit di seluruh AS. Penyakit pernafasan tersebut telah menewaskan 52 orang. Pejabat kesehatan telah mengantongi nama dari 152 produk THC berbeda yang di gunakan pasien.

“Para remaja semakin yakin bahwa tidak ada bahaya pada ganja. Itu karena mereka percaya telah memiliki perangkat keren yang telah menjadi sangat populer di kalangan mereka,” kata Volkow. Dia mencatat bahwa vaping memungkinkan orang untuk mengonsumsi THC dosis kuat tanpa bau menyengat yang dihasilkan oleh ganja.

Volkow menyebutkan, sebagai antisipasi terhadap wabah penyakit paru-paru dapat dicegah jika para remaja berhenti menggunakan vape THC. Dia berpikir cerita tentang remaja sehat yang berakhir dalam perawatan intensif dapat menyebabkan para remaja berpikir dua kali.

Sementara penelitian menunjukkan peningkatan penggunaan vape. Studi ini juga mengidentifikasi penurunan yang signifikan dalam tren remaja dalam merokok. Pada tahun 2019, kurang dari 6% siswa sekolah menengah melaporkan bahwa mereka merokok dalam sebulan terakhir. Angka itu turun dari 20% pada tahun 2009.