<p>Anggota Komunitas Aku Badut Indonesia(ABI) melakukan aksi kampanye untuk selalu menggunakan masker di kawasan Simpang Fatamawati, Jakarta Selatan, Senin, 12 Juli 2021. Foto: Ismail Pohan/TrenAsia</p>
Nasional

Varian Delta Sulit Dikendalikan, Goldman Sachs Koreksi Proyeksi Pertumbuhan Indonesia Jadi 3,4 Persen

  • Bank asal Amerika Serikat Goldman Sachs revisi proyeksi pertumbuhan ekonomi Indonesia sebagai imbas dari ledakan kasus COVID-19. Pertumbuhan ekonomi I
Nasional
Muhamad Arfan Septiawan

Muhamad Arfan Septiawan

Author

JAKARTA – Bank asal Amerika Serikat Goldman Sachs revisi proyeksi pertumbuhan ekonomi Indonesia sebagai imbas dari ledakan kasus COVID-19. Pertumbuhan ekonomi Indonesia pada tahun ini dikoreksi dari 5% year on year (yoy) menjadi hanya 3,4% yoy.

Dalam laporannya, Goldman Sachs mengungkapkan penyebaran varian baru delta di Indonesia yang tidak terkendali memberikan tekanan bagi perekonomian Indonesia. Roda perekonomian pada paruh kedua 2021 pun diproyeksikan berjalan pincang akibat terbatasnya ruang gerak ekonomi karena pengetatan pembatasan mobilitas masyarakat.

Meski begitu, rupanya tidak hanya Indonesia yang mengalami revisi proyeksi pertumbuhan ekonomi. Sejumlah negara-negara di Asia Tenggara ditaksir Goldman Sach ekonominya bakal tumbuh lebih lambat ketimbang proyeksi awal.

Proyeksi pertumbuhan ekonomi Filipina dikoreksi dari 5,8% yoy menjadi 4,4% yoy. Kemudian pertumbuhan ekonomi Thailand yang berubah dari 2,1% menjadi 1,4%.

Dua negara dengan proyeksi pertumbuhan ekonomi pun diprediksi bakal melambat. Pertumbuhan ekonomi Singapura mengalami koreksi dari 7,1% yoy menjadi 6,8% yoy dan Malaysia dari 6,2% yoy menjadi 4,9%.

Dunia Kembali Waspada

Goldman Sachs menyebut adanya varian baru delta yang diklaim lebih mudah menyebar membuat dunia menjadi kembali lebih waspada. Selain itu, kecepatan vaksinasi di setiap negara punya peranan penting dalam menjaga sektor kesehatan di setiap negara.

Bila proteksi terhadap sebagian besar masyarakat telah diberikan melalui vaksin, negara tersebut akan lebih leluasa menjalankan roda perekonomiannya. Tidak heran, Presiden Joko Widodo (Jokowi) berupaya meningkatkan kecepatan vaksinasi menjadi 3 juta dosis per hari.

Jokowi pun menyebut herd immunity atau kekebalan kelompok bakal tercipta di Indonesia di Indonesia pada akhir 2021. Meski begitu, Jokowi tidak menampik adanya tekanan ekonomi akibat pemberlakuan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Darurat.

“Pembantu” Jokowi, Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani tercatat ikut merisi target pertumbuhan ekonomi Indonesia dari 4,3%-5,3% yoy menjadi 3,7%-4,5% yoy.

Serupa, Bank Indonesia (BI) ikut menurunkan proyeksi pertumbuhan ekonomi Indonesia tahun 2021 dari 4,1%-5,1% yoy menjadi 3,8% yoy

Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo mengungkapkan hal ini sebagai dampak dari Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Darurat.

“Jika PPKM Darurat kita lakukan selama sebulan bisa menurunkan kasus COVID-19 secara baik, pertumbuhan ekonomi akan turun ke sekitar 3,8 persen,” kata Perry dalam Rapat Kerja bersama Banggar DPR, di Jakarta, Senin, 12 Juli 2021.

Menurut dia, PPKM Darurat akan menurunkan mobilitas dan konsumsi masyarakat sehingga berdampak kepada penurunan pertumbuhan ekonomi. Namun, kebijakan tersebut harus tetap diambil pemerintah agar kasus COVID-19 bisa segera mereda.

. Salah satu kemungkinan dampak dari PPKM Darurat, yakni penurunan konsumsi rumah tangga perlu diperhatikan lebih lanjut. Hal tersebut mengingat permintaan masyarakat masih rendah hingga saat ini.

Kendati demikian, rendahnya permintaan masyarakat, kata Perry, membuat tingkat inflasi tetap terjaga dan kemungkinan akan terkendali di bawah 3% pada tahun ini.

“Bagi kami saat ini upayanya bukan mengendalikan inflasi, tetapi bagaimana mendorong permintaan dan pertumbuhan ekonomi,” ujarnya.