Industri

Vietnam Paling Menikmati Keuntungan dari Perang Dagang AS VS China

  • Dengan upah buruh yang paling murah di kawasan ini, perusahaan-perusahaan yang terdampak perang dagang akan melirik Vietnam.

Industri
trenasia

trenasia

Author

JAKARTA. Vietnam menjadi negara di Asia yang paling menikmati keuntungan dari panasnya perang dagang antara Amerika Serikat dan China. Dengan upah buruh yang paling murah di kawasan ini, perusahaan-perusahaan yang terdampak perang dagang akan melirik Vietnam.

Dikutip dari Bloomberg pada Rabu (12/12), Natixis SA menempatkan Vietnam di urutan pertama dari tujuh negara yang menjadi tujuan investasi manufaktur. Penilaian tersebut mempertimbangkan demografi, upah buruh, peringkat kemudahan dalam bisnis dan logistik serta manufaktur yang mendukung investasi asing.

“Vietnam siap untuk menangkap sebagian pangsa pasar global China dalam manufatur padat karya. Ini adalah pemenang sebenarnya dari perang dagang,” kata Trinh Nguyen, ekonom Natixis di Hong Kong.

Perdana Menteri Vietnam Nguyen Xuan Phuc memanfaatkan tensi perang dagang yang memanas untuk meningkatkan profil nasional sebagai pusat manufaktur dan ekspor dari sepatu hingga smartphone. Nilai perdagangan dua kali lipat dari produk domestik bruto Vietnam, lebih tinggi dari negara manapun di Asia di luar Singapura.  

Bloomberg mencatat beberapa hal yang membuat Vietnam menarik bagi investor. Pertama, biaya produksi yang murah. Upah buruh di Vietnam rata-rata sebesar US$ 216 per bulan, kurang dari setengah dari upah buruh di China. 

Pemerintah Vietnam juga memberikan berbagai macam subsidi di antaranya adalah tarif listrik yang lebih murah dari Indonesia dan Filipina. Selain itu, Data World Bank juga menunjukkan bahwa, Vietnam memiliki angkata kerja yang terbesar di Asia Tenggara yakni 57,5 juta. Angka tersebut lebih besar dari Malaysia 15,4 juta dan Filipina 44,6 juta. 

Kedua, perjanjian dagang. Pemimpin komunis Vietnam telah mengikat perjanjian kerjasama perdagangan bebas dengan Korea Selatan dan Eropa serta bergabung dengan 10 negara lainnya dalam paktra Trans Pasifik. Perdagangan bebas akan mengurangi pajak ekspor dan impor yang harus dikeluarkan oleh manufaktur.

Ketiga, geografi. Kedekatan Vietnam dengan China juga menambah daya tarik investor. Negara ini adalah partner dagang terbesar China di Asia Tenggara. Perusahaan-perusahaan China tentu akan lebuh mudah mendapatkan pasokan bahan baku dari Amerika Serikat lewat Vietnam.

Keempat, stabilitas. Perekonomian Vietnam juga relatif stabil dengan mata uang yang stabil pula. “Pertumbuhan ekonomi yang kuat dan stabilitas politik sangat penting bagi investor,” kata Tony Foster, Managing Partner Freshfields Bruckhaus Deringer LLP.(*) (Hidayat, SN)