Virus Flu Burung Kerek Harga Telur di Jepang Melonjak
- Tercatat, sebanyak 12 Juta ekor ayam dimusnahkan agar virus tak menyebar
Dunia
JAKARTA - Peternak unggas Jepang diresahkan oleh virus flu burung yang tengah melanda. Tercatat, sebanyak 12 Juta ekor ayam dimusnahkan agar virus tak menyebar.
Namun hal tersebut berdampak pada kenaikan harga telur. Mengutip SCMP Kamis, 23 Februari 2023, harga telur melonjak dua kali lipat dibandingkan tahun sebelumnya.
Pada awal Februari, harga satu kilogram telur dibanderol sebesar 335 Yen atau kisaran Rp37 ribu (asumsi kurs Rp114 per Yen Jepang).
Selain naik, harga telur juga mengalami kelangkaan. Stok telur yang berada di supermarket menipis. Pun halnya dengan 15 produk makanan siap santap yang mengandung telur di minimarket seperti sandwich dan salad tak tampak dijual.
Kelangkaan telur tahun ini tampak ironis. Pasalnya, setahun lalu, para peternak telur melaporkan bahwa mereka menngalami surplus. Ini merupakan hal yang merugikan karena mereka tak mendapat untung untuk menutupi biaya.
Rekor tertinggi kasus Flu Burung di Jepang terjadi pada 2020. Kala itu, 52 peternakan melaporkan kemunculan kasus flu burung. Wabah ini memaksa Jepang memusnahkan itik dan burung Unta.
- Saham BBCA, BMRI, dan BBNI jadi Pilihan Menarik di Tengah Cerahnya Sektor Perbankan RI
- Tak Mau Sebut Perang, India Yakinkan Negara G20 Bahwa Invasi Rusia atas Ukrainan Sebagai Krisis
- Mulai Diperdagangkan, Harga Kredit Karbon PLTU Capai US$18 per Ton
- Penyakit Jantung dan Kesehatan Mental Ternyata Terkait, Pahami Cara Mengatasinya
Peternak Jepang Menjerit
Wabah flu burung di Jepang kali ini diperparah dengan meningkatnya biaya pakan dan listrik di peternakan sebagai imbas dari perang Rusia dan Ukraina.
Menurut pengamat industri peternakan Jepang, tak ada indikasi bahwa faktor tersebut akan segara membaik. Alhasil, kenaikan harga telur masih akan tetap terjadi.
Menurut Asosiasi Unggas Jepang, wabah flu burung terbaru dilaporkan di sebuah peternakan di Prefektur Ibaraki, sebelah utara Tokyo. Menghadapi hal tersebut, dengan asosiasi peternak didesak untuk melakukan segala daya mereka untuk membatasi penyebaran virus.
Peternak diinstruksikan untuk mengambil langkah-langkah untuk menjauhkan hewan liar dari kawanan mereka. Selain itu, para peternak diminta mendisinfeksi sepatu dan pakaian sebelum bersentuhan dengan burung dan melaporkan segala kelainan yang mereka deteksi pada burung mereka sedini mungkin.
Bekerja sama dengan kementerian pertanian, asosiasi tersebut telah membentuk gugus tugas untuk menyusun tindakan pencegahan dan hotline untuk memberikan saran kepada petani.
“Wabah flu burung yang sangat patogen belum pernah terjadi sebelumnya tahun ini dan jumlah ayam petelur yang harus dibunuh telah mencapai rekor tertinggi,” kata Ketua Asosiasi Peternah Jepang, Isao Sugihara.