<p>Produk rokok HM Sampoerna. / TrenAsia-Sukirno</p>
Industri

Volume Naik Semester I-2021, Philip Morris International Catat Penjualan Rokok di Indonesia sebanyak 142,7 Miliar Batang

  • Induk perusahaan rokok PT Hanjaya Mandala Sampoerna Tbk (HMSP), Philip Morris International Inc melaporkan volume penjualan secara industri di Tanah A
Industri
Aprilia Ciptaning

Aprilia Ciptaning

Author

JAKARTA – Induk perusahaan rokok PT Hanjaya Mandala Sampoerna Tbk (HMSP), Philip Morris International Inc melaporkan volume penjualan secara industri di Tanah Air yang mencapai 142,7 miliar batang sepanjang semester I-2021.

Berdasarkan keterangan resmi perusahaan, jumlah tersebut naik 8,7% year-on-year (yoy) dibandingkan dengan periode yang sama 2020 sebesar 131,3 miliar batang.

Selain itu, volume pengiriman untuk merek Sampoerna A tercatat naik 26,6% menjadi 9,18 miliar batang. Kemudian, kenaikan volume pengiriman untuk Samporna B sebesar 29,5% menjadi 2,02 miliar batang. Namun, untuk merek Dji Sam Soe turun 6,5% menjadi 5,42 miliar batang.

Adapun pendapatan bersih yang diraup Philip Morris mencapai US$15,17 miliar atau setara Rp218,4 triliun. Angka ini naik 10% yoy dibandingkan US$13,8 miliar pada periode sebelumnya.

Akuisisi Fertin Pharma Rp12 Triliun

Sebagai informasi, belum lama ini Philip Moris telah mengakuisisi Fertin Pharma senilai US$820 juta atau setara Rp12 triliun (asumsi kurs Rp14.600 per dolar Amerika Serikat).

Fertin Pharma merupakan perusahaan manufaktur dan pengembangan yang berbasis di Denmark, India, dan Kanada. Sebelumnya, perusahaan ini dimiliki oleh EQT dan Bagger-Sørensen & Co. Pendapatan Fertin Pharma sepanjang tahun lalu mencapai US$160 juta atau setara Rp2,3 triliun.

Chief Executive Officer (CEO) Philip Morris Jacek Olczak mengungkapkan, pihaknya memiliki target untuk mengembangkan portofolio produk yang bebas asap hingga 50% pada 2025.

“Setidaknya, kami menargetkan sebesar US$1 miliar dari produk kami berada di luar nikotin, khususnya untuk kategori modern oral. Oleh karena itu, kami menggandeng Fetin Pharma untuk mewujudkannya,” ungkap Jacek dalam keterangan resmi.

Ia bilang, Fertin Pharma memiliki kapabilitas dan keahlian dalam hal penghantaran zat aktif secara oral, seperti melalui kantong (pouch), permen karet (gum), tablet yang dapat dicairkan, maupun yang lainnya.

Fertin Pharma, lanjutnya, berpengalaman menerapkan sistem tersebut dan merupakan produsen andal dalam bidang terapi pengganti nikotin atau nicotine replacement therapy.

Melalui akuisisi tersebut, Philip Morris akan mendapat keahlian substansial dan tenaga ahli, termasuk 80 ilmuwan untuk mengembangkan formulasi  dan riset produk bebas asap.

Jacek mengaku, ia ingin mengakselerasi pertumbuhan modern oral dengan menawarkan pengalaman superior bagi konsumen.

“Keahlian penghantaran oral Fertin Pharma akan melengkapi dalam inhalasi yang dapat diterapkan dengan tanaman obat (botanicals). Hal ini telah terbukti secara ilmiah untuk meningkatkan kualitas hidup, termasuk pada aspek tidur, energi, dan fokus,” terangnya.