Waduh! ChatGPT Disalahgunakan Penjahat Cyber untuk Menulis Malware
- Pakar keamanan dunia maya dari Check Point Research menemukan peretas yang menggunakan chatbot GPT untuk menulis kode malware berbahaya.
Tekno
JAKARTA - ChatGPT merupakan sebuah bot teks buatan OpenAI. Dengan menggunakan ChatGPT, Anda bisa membuat narasi berbentuk teks, bercakap-cakap dengan bot, atau mencari sesuatu seperti saat Anda menggunakan Google.
Tidak hanya digunakan untuk mencurangi staf pengajar ternyata ChatGPT dilaporkan digunakan untuk menulis kode berbahaya.
Seperti yang dilansir dari laman Make Use of, pakar keamanan dunia maya dari Check Point Research menemukan peretas yang menggunakan chatbot GPT untuk menulis kode berbahaya.
- Awal Tahun, Pertamina Hulu Rokan Temukan 4 'Harta Karun' Baru
- 45 Perusahaan Siap IPO, Potensi Raup Pendanaan Rp49,5 Triliun
- 60 Persen UMKM di Indonesia telah Masuk Ekosistem Digital
Laporan tersebut menyebutkan bahwa pakar keamanan menemukan sebuah thread bernama ‘ChatGPT - Manfaat dari Malware’ yang ada di sebuah forum untuk peretasan. Penulis tampaknya sedang bereksperimen dengan ChatGPT untuk membuat ulang sebuah jenis dan teknik malware yang dijelaskan dalam publikasi dan tulisan tentang malware. Selain itu, thread tersebut juga menyediakan contoh pekerjaan mereka yang berbasis Python.
Setelah memeriksa contoh skrip malware yang disediakan pada forum peretasan tersebut, Check Point Research memutuskan bahwa hal itu benar-benar valid. Ditemukan bahwa jenis malware ini dapat mencari dua belas jenis file umum termasuk PDF, dokumen Microsoft Office, dan gambar.
Jika malware menemukan file yang berpotensi berharga, maka file tersebut akan disalin dan dibuat bentuk zip. Operator malware kemudian mengirimkan file yang disalin melalui koneksi online.
Check Point Research juga mencatat bahwa operator malware ini tidak melakukan enkripsi file yang disalin atau mengirimkannya dengan aman. Hal itu tentu membuat file tersebut dapat jatuh ke tangan pihak ketiga.
Namun, Check Point Research menyimpulkan bahwa masih terlalu dini untuk memutuskan bahwa ChatGPT dapat menjadi alat favorit baru bagi para pengguna Dark Web. Perusahaan tersebut juga akan terus memantau penggunaan ilegal dari ChatGPT sepanjang tahun 2023 untuk melihat perkembangannya.
- Rekomendasi 5 Film Netflix Terpopuler Bulan Januari di Indonesia
- Makin Hemat Kuota Internet! Ini Cara Download Lagu Format MP3 Tanpa Install Aplikasi Khusus
- Dikirim ke Ukraina, Tank Challenger 2 Inggris Mimiliki Reputasi Hampir Tidak Masuk Akal
Meski begitu, tidak dipungkiri jika saat kecerdasan buatan terus berkembang, maka kemungkinan pelaku kejahatan juga akan terus mencari cara baru untuk menyalahgunakannya. Seiring berjalannya waktu, kita akan mengetahui apakah ChatGPT dapat menjadi favoritnya penjahat dunia maya atau tidak.