Waduh! Data Pribadi 533 Juta Pengguna Facebook Bocor
JAKARTA – Informasi pribadi lebih dari 533 juta pengguna Facebook dari 106 negara bocor. Jumlah ini termasuk lebih dari 32 juta pengguna di AS, 11 juta pengguna di Inggris, dan 6 juta pengguna di India. Data yang bocor ini termasuk nomor telepon, ID Facebook, nama lengkap, lokasi, tanggal lahir, biografi, dan dalam beberapa kasus alamat […]
JAKARTA – Informasi pribadi lebih dari 533 juta pengguna Facebook dari 106 negara bocor.
Jumlah ini termasuk lebih dari 32 juta pengguna di AS, 11 juta pengguna di Inggris, dan 6 juta pengguna di India. Data yang bocor ini termasuk nomor telepon, ID Facebook, nama lengkap, lokasi, tanggal lahir, biografi, dan dalam beberapa kasus alamat email.
Dikutip dari Business Insider, informasi ini berasal dari seorang pengguna di forum peretasan tingkat rendah pada Sabtu, 3 April 2021, yang menerbitkan nomor telepon dan data pribadi ratusan juta pengguna Facebook secara online dan gratis.
- 11 Bank Biayai Proyek Tol Serang-Panimbang Rp6 Triliun
- PTPP Hingga Mei 2021 Raih Kontrak Baru Rp6,7 Triliun
- Rilis Rapid Fire, MNC Studios Milik Hary Tanoe Gandeng Pengembang Game Korea
- Anies Baswedan Tunggu Titah Jokowi untuk Tarik Rem Darurat hingga Lockdown
- IPO Akhir Juni 2021, Era Graharealty Dapat Kode Saham IPAC
“Ini adalah data lama yang sebelumnya dilaporkan pada 2019. Kami menemukan dan memperbaiki masalah ini pada Agustus 2019,” kata juru bicara Facebook dilansir Bloomberg.
Meski berusia beberapa tahun, data yang bocor dapat memberikan informasi berharga bagi penjahat dunia maya yang menggunakan informasi pribadi seseorang untuk menyamar atau menipu mereka dengan tujuan menyerahkan kredensial masuk.
Hal itu dinyatakan Alon Gal, CTO dari firma intelijen kejahatan siber Hudson Rock. Dialah kali pertama yang menemukan seluruh data yang bocor secara online Sabtu lalu.
“Basis data sebesar itu yang berisi informasi pribadi seperti nomor telepon banyak pengguna Facebook pasti akan menyebabkan pelaku kejahatan memanfaatkan data tersebut untuk melakukan serangan rekayasa sosial atau upaya peretasan,” kata Gal dikutip Business Insider.
Gal pertama kali menemukan data yang bocor pada Januari 2021 ketika seorang pengguna di forum peretasan yang sama mengiklankan bot otomatis yang dapat memberikan nomor telepon bagi ratusan juta pengguna Facebook dengan imbalan harga. Motherboard melaporkan keberadaan bot tersebut pada saat itu dan memverifikasi bahwa data itu sah.
Saat ini seluruh kumpulan data telah di-posting di forum peretasan secara gratis. Dengan demikian, data itu tersedia secara luas bagi siapa saja.
Gal mengatakan individu yang mendaftarkan datanya ke perusahaan terkemuka sekelas Facebook seharusnya diperlakukan dengan hormat.
“Kebocoran informasi pribadi adalah sebuah pelanggaran besar atas kepercayaan dan harus ditangani,” katanya.