Fintech

Waduh, Hacker Curi Kripto Senilai Rp1,48 Triliun

  • Peretas kembali menjalankan aksinya mencuri mata uang kripto. Kali ini sasarannya adalah Horizon, layanan yang disebut sebagai jembatan blockchain.
Fintech
Rizky C. Septania

Rizky C. Septania

Author

JAKARTA- Peretas (hacker) kembali menjalankan aksinya mencuri mata uang kripto. Kali ini sasarannya adalah Horizon, layanan yang disebut sebagai jembatan blockchain.

Atas aksi ini, mata uang kripto senilai US$100 juta atau kisaran Rp1,48 triliun dinyatakan hilang (asumsi kurs Rp14.800 per dolar AS).

Belum ada informasi pasti siapa pelaku pencurian itu. Namun Harmony, perusahaan induk pengembang Horizon mencurigai bahwa Aksi yang diketahui pada Rabu Pagi itu dilakukan oleh sebuah akun individu.

“Kami telah mulai bekerja dengan otoritas nasional dan spesialis forensik untuk mengidentifikasi pelakunya dan mengambil kembali dana yang dicuri,” kata perusahaan rintisan itu dalam kicauan twitternya dikutip TrenAsia.com Senin, 27 Juni 2022.

Sebagai tindak lanjut, Harmony menambahkan pihaknya saat ini tengah bekerja sama dengan  Biro Investigasi Federal dan beberapa perusahaan keamanan siber untuk menyelidiki serangan itu.

Sebagai informasi, Jembatan Blockchain memainkan peran besar dalam ruang Decentralized Finance (DeFi). Ruang ini  menawarkan pengguna cara mentransfer aset mereka dari satu blockchain ke blockchain lainnya.

Dalam kasus Horizon, pengguna dapat mengirim token dari jaringan Ethereum ke Binance Smart Chain. Harmony mengatakan serangan itu tidak mempengaruhi jembatan terpisah untuk bitcoin.

Layaknya aspek lain dari DeFi yang bertujuan untuk membangun kembali layanan keuangan tradisional seperti pinjaman dan investasi di blockchain, jembatan blockchain telah menjadi target utama bagi peretas lantaran kerentanan dalam kode dasarnya.

Jess Symington, pemimpin penelitian di perusahaan analisis blockchain Elliptic mengatakan, Jembatan blockchain yang menjaga simpanan besar likuiditas sebagai target yang menggoda bagi peretas.  

“Agar individu dapat menggunakan jembatan untuk memindahkan dana mereka, aset dikunci di satu blockchain dan tidak dikunci, atau dicetak, di blockchain lain. Akibatnya, layanan ini menyimpan sejumlah besar aset kripto,” ujar Symington mengutip CNBC Senin, 27 Juni 2022.

Lebih lanjut, hingga saat ini Harmony belum mengungkapkan secara pasti bagaimana dana tersebut dicuri. Namun, satu investor telah menyuarakan keprihatinan tentang keamanan jembatan Horizonnya sejak April.

Namun jika melihat keamanan jembatan Horizon bergantung pada dompet “multisig” yang hanya membutuhkan dua tanda tangan untuk memulai transaksi, para peneliti berspekulasi bahwa pelanggaran tersebut adilakukan dengan membobol password.