Waduh, Jerman Terancam Resesi Jika Rusia Stop Aliran Gas Selamanya
- Pemberhentian itu dilakukan karena adanya pemeliharaan tahunan
Dunia
JAKARTA - Pasokan gas alam Rusia ke Jerman melalui sambungan pipa Laut Baltik Nord Stream 1 telah diberhentikan selama 10 hari.
Pemberhentian itu dilakukan karena adanya pemeliharaan tahunan. Akan tetapi, Jerman mengemukakan kekhawatirannya jika Rusia akan menyetop pasokan gas secara pemanen.
Melansir dari BBC, Menteri Ekonomi Jerman Robert Habeck mencurigai Rusia menggunakan gas sebagai 'senjata' untuk membalas negara-negara Eropa yang membela Ukraina. Pasalnya Uni Eropa telah menjatuhkan sanksi kepada Rusia atas perang dengan Ukraina.
- Jalan Tol Semarang-Demak Mula Pasang Trial Embankment, Tanggul Laut akan Dikerjakan pada 2023
- Keponakan Luhut, Pandu Sjahrir Mundur dari Komisaris Digital Mediatama Maxima (DMMX)
- Mendag Zulkifli Hasan Resmi 'Jual' Minyak Goreng Curah Kemasan Sederhana, MinyaKita
Habeck meminta kepada negara-negara Uni Eropa untuk bersiap jika pengiriman gas tidak dilanjutkan oleh Rusia. Menteri Ekonomi Jerman ini mengakui bahwa Jerman bergatung dengan gas kiriman Rusia.
Ia mengatakan, jika gas terputus secara tiba-tiba maka terjadi resesi besar di Jerman. Sebab, seluruh industri bergantung pada gas alam dan sebagian besar rumah Jerman menggunakannya sebagai bahan bakar untuk pemanas ruangan.
Pakar industri Jerman mengungkapkan bahwa sektor kimia yang akan terpukul jika kekurangan pasokan gas. Karena sektor ini mengambil 15% dari total konsumsi gas Jerman.
Gangguan pada sektor kimia akan menyebabkan kekurangan produk seperti pupuk, obat-obatan, deterjen hingga kosmetik di negara tersebut.
Tidak hanya Jerman, Rusia juga telah memotong pasokan gas ke Polandia, Bulgaria, Belanda, Denmark dan Finlandia karena penolakan mereka untuk mematuhi skema pembayaran baru.
Di sisi lain, negara Austria dan Republik Ceko masih mendapatkan gas dari Nord Stream 1, tetapi aliran gas tersebut juga mengalir ke mereka melalui pipa Ukraina.