Waduh! Kasus Cacar Monyet Sudah Muncul di Kota Bandung
Nasional

Waduh! Kasus Cacar Monyet Sudah Muncul di Kota Bandung

  • Satu kasus cacar monyet atau monkeypox di Kota Bandung telah dikonfirmasi Dinas Kesehatan (Dinkes).
Nasional
Justina Nur Landhiani

Justina Nur Landhiani

Author

JAKARTA - Satu kasus cacar monyet atau monkeypox di Kota Bandung telah dikonfirmasi Dinas Kesehatan (Dinkes). Hal tersebut juga diakui Sekretaris Daerah Kota Bandung, Ema Sumarna.

"Kita minta Dinkes sebagai leading sector harus fokus ke sana. Konon katanya, saya pernah lihat informasi saja bahwa potensinya itu dari bersentuhan. Tidak seperti COVID-19 dari udara saja, droplet sudah berbahaya," ungkap Ema.

Sementara itu, Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Dinkes Kota Bandung, dr. Ira Dewi Jani memaparkan bahwa kasus monkeypox di Kota Bandung telah terkonfirmasi positif berdasarkan hasil dari lab RS Penyakit Infeksi Prof. Dr. Sulianti Saroso.

Secara kronologis, pada tanggal 23 Oktober 2023, pasien mengunjungi puskesmas karena sudah ada lesi yang muncul di badannya. Kemudian, lesi tersebut dicurigai adalah gejala monkeypox. Setelah itu, pada tanggal 24 Oktober, pasien dirujuk ke RSH. Hasil lab didapatkan pada tanggal 27 Oktober. Menurut dr. Ira, diagnosisnya pasti keluar dari hasil pemeriksaan lab RS Penyakit Infeksi Prof. Dr. Sulianti Saroso.

Pasien tersebut merupakan warga asli Kota Bandung berjenis kelamin laki-laki dan berusia 36 tahun. Ira menuturkan, sampai 21 hari ke depan, Dinkes terus memantau anggota keluarga yang serumah dengan pasien. Sembari berusaha mencari kontak erat lainnya.

Dari hasil pemantauan sampai Senin, 30 Oktober 2023, kondisi pasien secara klinis masih stabil. Namun, belum bisa dipulangkan karena masih ada serangkaian tes dan pemeriksaan untuk memastikan kondisinya. Ira menjelaskan bahwa pasien mengalami demam, pegal-pegal, dan sakit punggung. Kemudian, muncul lesi di tangan dan kaki, yang membuat pasien berobat ke puskesmas. Lalu, pihak puskesmas curiga kalau itu monkeypox.

Ira menyebutkan, monkeypox sebenarnya mirip cacar air. Bisa dinyatakan sembuh jika sudah tidak menularkan lagi. Seperti keropengnya sudah rontok dan hanya tersisa bekas. Penularannya pun melalui skin to skin. Bedanya adalah cacar air itu berisi air, sedangkan monkeypox berisi nanah. Jika sudah tidak ada keluhan yang sangat mengganggu, monkeypox bisa sembuh dalam waktu 2 minggu. Akan tetapi, jika imun sedang rendah, maka proses penyembuhan bisa jadi lebih lama.

Ia mengimbau bagi orang yang memiliki kontak erat dengan pasien monkeypox sebaiknya hindari bersentuhan secara langsung. Pasien juga bisa mencegah penularan dengan menggunakan baju panjang, asal jangan tergesek kulit untuk menghindari infeksi sekunder.

Hal ini karena menurut dr. Ira ketika seseorang terkena lesi, maka penularan bisa jadi lebih cepat. Ketika kulit keropengnya terbang lalu menempel di kulit orang, hal itu juga bisa menular meski sebenarnya harus dalam jumlah yang banyak.

Menurut Ira, monkeypox tidak hanya bisa menular dengan berhubungan seksual. Selama seseorang melakukan sentuhan kulit dengan pasien monkeypox seperti bersalaman, potensi penularannya juga bisa terjadi. Bahkan jika orang tersebut pernah terkena cacar air, bukan berarti ia kebal terhadap cacar monyet atau monkeypox. 

Oleh karena itu, demi bisa memutuskan mata rantai penularan, Ira mengimbau agar masyarakat tetap menjaga jarak, menerapkan pola hidup bersih dan sehat (PHBS), serta rajin cuci tangan. Kalau harus mengurus orang-orang dengan monkeypox, bisa pakai handscoon, tidak bersentuhan kulit dengan kulit secara langsung. Setelah itu langsung cuci tangan. Masyarakat juga perlu meningkatkan daya tahan tubuh agar tidak mudah sakit. Barang-barang tidak boleh dipakai secara bersama, tidak tidur dan makan bersama.

Meski harus waspada, masyarakat diimbau untuk tetap tenang dengan adanya kasus positif monkeypox di Kota Bandung. Langkah pertama yang bisa dilakukan adalah masyarakat secara dini mengenali tanda dan kecurigaan monkeypox.

"Kalau ada demam apalagi ada pembesaran kelenjar getah bening atau sesekeleun, bisa dicari di belakang kuping, bawah rahang bawah, tulang selangka (di dada), dan di lipat paha. Meski benjolannya hanya segede kacang, itu tetap diwaspadai," katanya.

Lalu, jika sudah timbul lesi yang di dalamnya terdapat nanah, serta tengahnya ada titik seperti menyerupai donat. Maka, segera ke faskes terdekat. Masyarakat juga diminta untuk terus mengikuti perkembangan informasi mengenai monkeypox di channel resmi Kementerian Kesehatan dan hindari hoax agar tidak muncul stigma dan diskriminasi. Hal ini karena ditakutkan pasien jadi tidak mau memeriksakan kondisi kesehatannya di faskes.