Waduh, Perceraian Marak Saat Pandemi COVID-19
JAKARTA- Kementerian Agama mencatat maraknya perceraian di tengah pandemi COVID-19. Merosotnya ekonomi keluarga akibat wabah ini diduga menjadi penyebabnya. Direktur Bina KUA dan Keluarga Sakinah Kementerian Agama Muharam Marzuki mengatakan kasus perceraian dilatarbelakangi faktor yang kompleks, terutama faktor ekonomi di masa pandemi. “Pandemi membawa dampak pada merosotnya ekonomi keluarga. Hal ini kemudian berakibat pada meningkatnya […]
Gaya Hidup
JAKARTA- Kementerian Agama mencatat maraknya perceraian di tengah pandemi COVID-19. Merosotnya ekonomi keluarga akibat wabah ini diduga menjadi penyebabnya.
Direktur Bina KUA dan Keluarga Sakinah Kementerian Agama Muharam Marzuki mengatakan kasus perceraian dilatarbelakangi faktor yang kompleks, terutama faktor ekonomi di masa pandemi.
“Pandemi membawa dampak pada merosotnya ekonomi keluarga. Hal ini kemudian berakibat pada meningkatnya jumlah gugatan cerai di sejumlah Pengadilan Agama,” kata dia Jumat 28 Agustus 2020. Namun Muharam tidak merinci tentang data perceraian tersebut.
- 11 Bank Biayai Proyek Tol Serang-Panimbang Rp6 Triliun
- PTPP Hingga Mei 2021 Raih Kontrak Baru Rp6,7 Triliun
- Rilis Rapid Fire, MNC Studios Milik Hary Tanoe Gandeng Pengembang Game Korea
- Anies Baswedan Tunggu Titah Jokowi untuk Tarik Rem Darurat hingga Lockdown
- IPO Akhir Juni 2021, Era Graharealty Dapat Kode Saham IPAC
Atas fenomena tersebut dia berpesan kepada masyarakat untuk menguatkan ketahanan keluarga. “Keluarga adalah pondasi paling dasar dari sebuah negara. Oleh karena itu, penting bagi kita untuk menguatkan ketahanan keluarga di tengah masa pandemi ini,” kata dia.
Salah satu cara untuk menguatkan ketahanan itu, lanjut dia, adalah memperkuat sisi agama dalam kehidupan berumah tangga.
“Aspek spiritual dan religius merupakan faktor penting agar kita tetap bisa mengambil sisi positif di tengah kondisi yang penuh tantangan ini,” katanya.
Menurut dia, terbatasnya ruang gerak anggota keluarga di masa pandemi akan melahirkan kejenuhan yang berujung pada ketidakharmonisan rumah tangga.
Keluarga yang kuat, Muharam menjelaskan, adalah keluarga yang mampu mewujudkan konsep keluarga ideal.