Sejumlah kendaraan terjebak kemacetan di Jalan Daan Mogot, Jakarta. Korlantas Polri mencatat populasi kendaraan bermotor yang aktif di wilayah DKI Jakarta dan sekitarnya (Bekasi, Tangerang, Depok, Bogor) per 10 Februari 2023 mencapai 21.755.106 unit dari total 152.565.905 populasi yang ada di Indonesia. Foto : Panji Asmoro/TrenAsia
Dunia

Waduh! Populasi Manusia Bakal Berkurang jadi 6 Miliar pada 2100, Ini Dampaknya

  • Pertumbuhan populasi manusia diperkirakan akan berhenti pada 2050 mendatang.
Dunia
Rizky C. Septania

Rizky C. Septania

Author

JAKARTA -Pertumbuhan populasi manusia diperkirakan akan berhenti pada 2050 mendatang. Setelah tahun tersebut, populasi manusia akan mengalami penurunan signifikan. Hingga pada 2100, jumlah manusia akan berkurang hingga 6 miliar.

Perkiraan ini akan terjadi jika tren kelahiran yang terjadi saat ini berlangsung secara berkepanjangan. Mengutip laporan dari rganisasi nirlaba The Club of Rome, dunia yang saat ini memiliki populasi kisaran 7,96 miliar akan mencapai puncaknya yakni  memuncak pada 8,6 miliar pada pertengahan abad ini.

Setelah mencapai angka puncak, jumlahnya akan menurun hampir 2 miliar sebelum akhir abad ini. Angka ini tentunya berada di bawah jumlah populasi manusia yang tercatat pada tahun ini.

Mengutip Live Science Senin, 3 April 2023, perkiraan tersebut bisa dikatakan layaknya pedang bermata dua. Di satu sisi, ia bisa menjadi kabar baik sekaligus kabar buruk.

Kabar baiknya, anjloknya populasi manusia akan sedikit menyelesaikan masalah lingkungan di bumi. Karena pada dasarnya, kerusakan yang terjadi di bumi bisa dikatakan terjadi karena ulah manusia.

Namun di sisi lain, pemgurangan populasi akan membuat manusia menjadi lebih tua secara keseluruhan. Tentunya, ini akan menurunkan proporsi usia kerja, menempatkan beban yang lebih besar pada kaum muda untuk membiayai perawatan kesehatan dan pensiun.

Perubahan Perkiraan

Lewat proyek penelitian yang dinamakan Earth4All, para peneliti yang terdiri dari ilmuwan lingkungan dan ekonom  menerbitkan temuan mereka pada 27 Maret dalam sebuah lembar kerja.

Dahulu, studi dari Limits to Growth The Club of Rome tahun 1972 memperingatkan dunia tentang "bom populasi" yang akan segera terjadi. Hasil baru menyimpang dari perkiraan populasi terbaru lainnya.

Misalnya, pada tahun 2022, PBB memperkirakan bahwa populasi dunia akan mencapai 9,7 miliar pada tahun 2050 dan meningkat menjadi 10,4 miliar pada tahun 2100. Menurut Perkiraan PBB dari satu dekade lalu menunjukkan populasi akan mencapai 11 miliar.

Penelitian sebelumnya meramalkan pertumbuhan penduduk berdasarkan faktor-faktor yang mempengaruhi kemandirian sosial perempuan dan otonomi tubuh, seperti akses ke pendidikan dan kontrasepsi.

Sedangkan penelitian yang dilakukan oleh Model Earth4All sedikit lebih kompleks. Dalam melakukan studi, mereka  mengintegrasikan variabel yang terkait dengan lingkungan dan ekonomi.

Adapun variabel yang dimasukkanmeliputi kelimpahan energi, ketimpangan, produksi pangan, tingkat pendapatan dan dampak pemanasan global di masa depan.

Dengan pendekatan penelitian model ini,  peneliti bisa memprediksi hasil yang berbeda untuk populasi manusia di masa depan.

Tim juga menyelidiki hubungan antara ukuran populasi dan kemampuan planet untuk mempertahankan populasi manusia. Mereka menemukan bahwa ini bertentangan dengan narasi populer Malthu yang mengatakan ukuran populasi bukanlah faktor kunci yang mendorong perubahan iklim.

Sebaliknya, mereka menyalahkan tingginya tingkat konsumsi orang-orang terkaya di dunia, yang menurut mereka harus dikurangi.

“Masalah utama umat manusia adalah konsumsi karbon dan biosfer yang mewah, bukan populasi,” kata Jorgen Randers, salah satu pemodel di Sekolah Bisnis Norwegia dan anggota Earth4All.

"Tempat-tempat di mana populasi meningkat paling cepat memiliki jejak lingkungan yang sangat kecil per orang dibandingkan dengan tempat-tempat yang mencapai puncak populasi beberapa dekade yang lalu," tambahnya