Waduh! Postingan Radikal Dapat Lebih Banyak Like di Sosial Media
- Sriniwas Pandey, salah satu peneliti dalam studi ini, menegaskan pentingnya gagasan yang ekstrem dalam mempertahankan popularitas di media sosial.
Sains
JAKARTA - Sebuah penelitian terbaru menyoroti fenomena menarik di dunia media sosial. Pandangan yang lebih ekstrem atau eksentrik cenderung mendapatkan lebih banyak "like".
Dilakukan oleh tim peneliti dari Universitas Binghamton, State University of New York, penelitian ini memanfaatkan data dari eksperimen online dan interaksi sosial untuk menggali hubungan antara popularitas ide dengan tingkat eksentrisitasnya.
Dilanisir TrenAsia.com dari psypost.org, penelitian ini tidak hanya berfokus pada pandangan politik atau agama yang radikal, tetapi juga meluas ke topik-topik sehari-hari yang kurang kontroversial.
Hasilnya menunjukkan bahwa bahkan topik seperti preferensi makanan atau gaya hidup bisa memicu polarisasi opini dan menarik perhatian di ranah digital.
Para peneliti ingin memahami dampak percakapan digital di media sosial terhadap norma-norma sosial. Dengan memperhatikan eksentrisitas ide, mereka mencoba menyelami bagaimana media sosial membentuk diskusi publik.
Baca Juga: Hati-Hati! Sosial Media Bikin FOMO dan Perilaku Konsumtif, Ini Penjelasannya
Data untuk penelitian ini dikumpulkan dari dua sumber utama yaitu eksperimen online terkontrol dan interaksi langsung di platform media sosial.
Hasil analisis menunjukkan bahwa ide-ide yang jauh lebih ekstrem secara konsisten mendapatkan lebih banyak perhatian dan interaksi, baik dalam setting akademik maupun dunia nyata.
Temuan tersebut juga menggarisbawahi peran penting platform media sosial tertentu, seperti GAB, dalam memperkuat pandangan ekstrem.
Postingan yang lebih eksentrik cenderung mendapatkan lebih banyak respons positif, menunjukkan bahwa platform-media sosial itu sendiri dapat memperkuat polarisasi opini.
Sriniwas Pandey, salah satu peneliti dalam studi ini, menegaskan pentingnya gagasan yang ekstrem dalam mempertahankan popularitas di media sosial. Dia menyoroti bahwa ide-ide yang kontroversial cenderung menarik perhatian lebih banyak, dan semakin banyak orang yang mendukung pandangan serupa, semakin kuat keyakinan tersebut.
Selain itu, penelitian ini juga menunjukkan bahwa pandangan individu cenderung mengalami pergeseran seiring waktu. Hal ini menunjukkan bahwa lintasan individu dapat memengaruhi polarisasi opini di media sosial.
Dengan demikian, penelitian ini memberikan wawasan tentang bagaimana ide-ide ekstrem tersebar melalui media sosial dan menggarisbawahi pentingnya penelitian lanjutan untuk memahami dinamika eskalasi pandangan ekstrem di media sosial.
Hal ini juga menyoroti perlunya intervensi yang efektif untuk mencegah dampak negatif dari polarisasi opini di ranah digital.