Waduh, Ternyata Ini yang Bikin Bumi Resources Rugi Rp4,7 Triliun Sepanjang 2020
Emiten tambang PT Bumi Resources Tbk (BUMI) milik Grup Bakrie mengalami rugi hingga US$338 juta atau setara dengan Rp4,7 triliun sepanjang 2020.
Korporasi
JAKARTA – Emiten tambang PT Bumi Resources Tbk (BUMI) mengalami rugi hingga US$338 juta atau setara dengan Rp4,7 triliun (asumsi kurs Rp14.084 per dolar Amerika Serikat) sepanjang 2020. Padahal, pada tahun sebelumnya perseroan masih meraup laba sebesar Rp96 miliar.
Manajemen dalam keterangan tertulis yang dirilis di PT Bursa Efek Indonesia (BEI), Selasa, 18 Mei 2021 mengungkapkan, rugi tersebut disebabkan oleh sejumlah dampak pandemi yang masih berlangsung di Indonesia.
“Dampak pandemi yang memengaruhi, antara lain volume dan harga yang lebih rendah, serta beban bunga termasuk kapitalisasi pada restrukturisasi hutang,” tulis keterangan tersebut. Selain itu, penurunan nilai aset dalam eksplorasi juga menjadi penyebab BUMI merugi.
- 11 Bank Biayai Proyek Tol Serang-Panimbang Rp6 Triliun
- PTPP Hingga Mei 2021 Raih Kontrak Baru Rp6,7 Triliun
- Rilis Rapid Fire, MNC Studios Milik Hary Tanoe Gandeng Pengembang Game Korea
Diketahui, BUMI pada periode ini telah melakukan pembayaran utang sebesar US$341,7 juta atas utang pokok dan bunga Tranche A per April 2021.
Sementara untuk pendapatan, pada periode ini nilainya juga merosot 28,8% year-on-year (yoy) dibandingkan dengan 2019 yang sebesar Rp15,6 triliun.
Adapun penjualan yang menopang pendapatan tersebut berasal dari batu bara Rp11 triliun, bijih Rp61,9 miliar, dan pendapatan jasa sebesar Rp53,3 miliar.
Di sisi lain, perseroan sudah berusaha menekan beban pokok penjualan, dari semula rugi mencapai Rp14,1 triliun menjadi rugi Rp9,8 miliar.
Selain itu, BUMI juga mencatat penurunan unit beban pokok penjualan sebesar 13% menjadi US$39,8 per ton untuk 81,5 Metrik Ton (MT). Sebelumnya, pada 2019 unit beban pokok penjualan tercatat sebesar US$45,6 per ton untuk 87,7 MT.
Kemudian, closing inventory juga mengalami penurunan sebesar 30% menjadi 2,2 MT pada akhir 2020. Jumlah ini lebih rendah dibandingkan dengan 3,2 MT untuk sepanjang 2019.
“Hal ini mencerminkan optimalisasi modal kerja kami,” ungkap manajemen.
Sepanjang tahun lalu, total liabilitas BUMI naik 3,11% yoy dari Rp44,9 triliun menjadi Rp46,3 triliun. Sebaliknya, total ekuitas mengalami penurunan hingga 68,6% yoy. Semula Rp5,9 triliun pada 2019 menjadi Rp1,86 triliun pada 2020.
Alhasil, aset BUMI ikut turun 5,3% yoy menjadi Rp48,1 triliun. Sepanjang 2019, aset perseroan yang dibukukan Rp50,8 triliun. (LRD)