Wahana Interfood (COCO) .jpg
Korporasi

Wahana Interfood (COCO) Raih Pinjaman Kredit Rp139 Miliar untuk Bangun Pabrik

  • PT Wahan Interfood Nusantara Tbk (COCO) berhasil meraih pinjaman kredit dari Bank Central Asia (BBCA) senilai Rp139,10 miliar.

Korporasi

Liza Zahara

JAKARTA - Emiten industri pengolah cokelat dan kakao, PT Wahan Interfood Nusantara Tbk (COCO) berhasil meraih pinjaman kredit dari Bank Central Asia (BBCA) senilai Rp139,10 miliar.

Penandatanganan perjanjian kredit tersebut dilakukan pada 4 Maret 2022 dengan rencana dana tersebut akan digunakan untuk membangun pabrik di Sumedang, modal kerja, dan pembelian mesin.

Direktur Utama Wahana Interfood Reinald Siswanto mengatakan, fasilitas kredit masing-masing senilai Rp73,09 miliar untuk pinjaman existing dari pinjaman kredit sebelumnya, serta Rp66,01 miliar untuk fasilitas tambahan.

"fasilitas kredit koran dan time loan revolving akan digunakan untuk modal kerja. Kemudian, fasilitas kredit investasi 1 untuk pembangunan pabrik, dan fasilitas kredit investasi 2 untuk pembelian mesin," kata Reinald Siswanto dalam keterangan resmi, Rabu, 9 Maret 2022.

Lebih rinci lagi, fasilitas kredit rekening koran akan diberikan dengan plafon awal Rp25 miliar dalam jangka waktu sampai 21 Maret 2023. Adapun denda yang berlaku sebesar 6% per tahun dan provisinya 0,25%.

Fasilitas time loan revolving diberikan dengan plafon awal sebesar Rp48,09 miliar berjangka waktu sampai 21 Maret 2023 dengan denda 6% dan provisi 0,25%.

Kemudian, krediti investasi 1 diberikan sebesar Rp24,61 miliar dengan availability satu tahun sejak ditandatangani perubahan perjanjian kredit periode. Jangka waktunya 10 tahun termasuk grace periode 1 tahun.

Terakhir, kredit investasi 2 dengan jumlah Rp41,40 miliar berjangka waktu 10 tahun termasuk grace periode 1 tahun. Provisi yang ditetapkan 1% sekali ditarik dan suku bunga sebesar 8,75% per tahun.

Fasilitas kredit yang telah diterima COCO dijamin dengan sejumlah anguna seperti pabrik, ruko,gudang, mesin produksi beserta aksesoris, persediaan barang sebesar Rp60 miliar, piutang datang Rp36 miliar, dan tanpa pagar permanen.