Walau Dibuka Menguat, Rupiah Berpotensi Melemah Jelang Pertemuan The Fed
- Menurut data perdagangan Bloomberg, Kamis, 8 Desember 2022, nilai kurs rupiah dibuka menguat 26,5 poin di posisi Rp15.610 perdolar AS.
Pasar Modal
JAKARTA - Nilai kurs rupiah berpotensi melemah menjelang pertemuan bank sentral Amerika Serikat (AS) alias The Federal Reserve (The Fed).
Menurut data perdagangan Bloomberg, Kamis, 8 Desember 2022, nilai kurs rupiah dibuka menguat 26,5 poin di posisi Rp15.610 per dolar AS.
Pada perdagangan sebelumnya, Rabu, 7 Desember 2022, nilai kurs rupiah ditutup melemah 19 poin di level Rp15.636,5 per dolar AS.
- Lakukan Penyertaan Modal, Bank BJB Guyur Bank Bengkulu Rp100 Miliar
- Kementerian BUMN Siap jadi Pembeli Siaga Bahan Kebutuhan Pokok
- Blibli (BELI) Bayar Utang ke Bank BCA sebesar Rp2,9 Triliun dari Dana IPO dan Internal
Analis PT Sinarmas Futures Ariston Tjendra mengatakan bahwa nilai kurs rupiah masih berpotensi melemah pada perdagangan hari ini.
Pasalnya, saat ini para pelaku pasar tengah mengantisipasi keputusan suku bunga acuan The Fed yang akan ditetapkan minggu depan.
Pelaku pasar pun mulai khawatir The Fed akan membatalkan perlambatan kenaikan suku bunga karena data nonmanufaktur AS yang positif.
- Siap-Siap! Rekrutmen Bersama BUMN 2022 Batch 2 Segera Dibuka
- Siluman Su-57 Felon Rusia Mendapat Pawang Tempur Pertama
- Harga Minyak Dunia Merosot ke US$79 per Barel, Pertalite Tak Kunjung Turun
Sementara itu, data neraca perdagangan China pada periode November pun memberikan kekhawatiran akan dampaknya terhadap ekonomi global sehingga dapat menjadi sentimen negatif untuk aset berisiko.
"Neraca perdagangan China pada November yang menunjukkan penurunan nilai ekspor-impor lebih besar dari perkiraan juga memberikan sentimen negatif untuk rupiah," ujar Ariston kepada TrenAsia, Kamis, 8 Desember 2022.
Menurut Ariston, untuk perdagangan hari ini, nilai kurs rupiah berpotensi bergerak melemah ke kisaran Rp15.680 perdolar AS dengan support di sekitar Rp15.600 perdolar AS.