Fintech Lebih Banyak Kucurkan Kredit Konsumtif, Ini Faktanya
- Padahal jumlah pemain fintech yang menyalurkan kredit produktif lebih banyak dari kredit konsumtif.
Fintech
JAKARTA – Jumlah penyelenggara layanan fintech lending yang mengutamakan kredit produktif lebih mendominasi. Namun, porsi penyaluran untuk segmen tersebut masih lebih sedikit dibanding untuk segmen konsumtif.
Per-Mei 2023, Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mencatat ada 102 penyelenggara fintech lending yang terdaftar secara resmi. Perusahaan fintech ini bisa dibagi menjadi empat kategori, jika melihat produk pembiayaan yang paling diutamakan dalam aktivitas bisnisnya.
Empat kategori yang dimaksud dalam hal ini yaitu eduloan atau pinjaman untuk kebutuhan pendidikan, cashloan atau pinjaman dengan skema paylater, consumer loan atau pembiayaan untuk kebutuhan konsumtif, dan business loan untuk pembiayaan yang bersifat produktif.
- Pemogokan Pekerja UPS Berpotensi Guncang Ekonomi AS
- Tiga Juta Rokok Ilegal Disita Sepanjang Semester 1-2023
- Keterkaitan ESG dengan Keberlangsungan Perusahaan
Jumlah pelaku fintech lending yang bergerak dengan mengutamakan kredit produktif jumlahnya menjadi yang paling dominan, yakni mencapai 55 penyelenggara.
Sementara itu, fintech lending yang mengutamakan penawaran eduloan tercatat sebanyak 5 pelaku, cashloan 16 pelaku, consumer loan 26 pelaku, dan business loan 55 pelaku.
Meski fintech yang menyalurkan kredit produktif sebagai produk utamanya menjadi yang paling dominan dengan porsi hingga 53%, namun porsi penyaluran kredit produktif per-Mei 2023 hanya 37,17% dari total pembiayaan yang disalurkan.
Rinciannya, penyaluran kredit fintech lending pada Mei 2023 tercatat sebesar Rp19,62 triliun, yang mana angka penyaluran kredit produktif tercatat sebesar Rp7,29 triliun sementara kredit konsumtif mencapai Rp12,33 triliun.
Angka penyaluran kredit produktif pun cenderung menurun dari bulan ke bulan. Pada Februari 2022, porsi pembiayaan produktif sempat mencapai 68,54% dari total kredit yang disalurkan.
Akan tetapi, angkanya terus menyusut pada bulan-bulan berikutnya. Pada Maret 2022 saja porsi penyaluran kredit produktif anjlok ke angka 37,28%.
- Australia Sepakat Ekspor 60 Ribu Lithium ke Indonesia
- Sumber Kekayaan Hartono Bersaudara, Dua Orang Terkaya Indonesia 2023
- Menilik Komitmen ESG Adhi Karya Sembari Bangun Infrastruktur Dalam Negeri
Kemudian, porsinya sempat naik lagi ke angka 46,51% pada April 2022 dan turun lagi ke 39,13% pada Mei 2022, sebelum akhirnya naik lagi ke 42,93% pada Juni 2022.
Porsinya terus mengalami kenaikan lagi pada tiga bulan berikutnya dengan rincian; 45,99% pada bulan Juli, 46,77% pada bulan Agustus, dan 47,83% pada bulan September.
Porsi penyaluran kredit produktif fintech lending pun bergerak di kisaran 42%-44% pada tiga bulan terakhir tahun 2022 sebelum menyusut ke 37,82% pada Januari 2023.
Sempat merangkak naik ke angka 40,67%, porsi kredit produktif kembali turun pada bulan-bulan berikutnya, yakni sebesar 39,97% pada bulan Maret, 37,11% pada bulan April, dan 37,17% pada bulan Mei.