Presiden Unit Bisnis Financial Technology GoTo Hans Patuwo (kiri) dan CEO Grup GoTo Patrick Walujo (kanan) secara resmi melakukan peluncuran Aplikasi GoPay saat Jumpa Pers di Jakarta, Rabu 26 Juli 2023. Foto : Panji Asmoro/TrenAsia
Fintech

Walau Masih Minus, EBITDA Bisnis Fintech GoTo Mulai Melaju ke Jalur Positif

  • GoTo berhasil mengurangi kerugian tersebut sebesar 77% dibandingkan dengan tahun sebelumnya yang mencatat angka sebesar Rp744 miliar, sebagian besar karena pertumbuhan pendapatan dan pengurangan insentif.
Fintech
Idham Nur Indrajaya

Idham Nur Indrajaya

Author

JAKARTA - Seiring dengan peluncuran berbagai produk inovatif dan adopsi yang diinisiasi oleh PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk, pendapatan sebelum dikurangi bunga, pajak, depresiasi, dan amortisasi (EBITDA) dari bisnis fintech Perseroan mulai melaju ke jalur positif. 

Dikutip dari Ikhtisar Kinerja Keuangan GoTo yang diterima TrenAsia, salah satu indikator keberhasilan GoTo dalam hal ini adalah peningkatan signifikan dalam pembukuan pinjaman pada kuartal keempat tahun 2023. Pinjaman konsumen mengalami lonjakan sebesar 32% dibandingkan dengan kuartal sebelumnya seiring dengan menguatnya permintaan pasar. 

Tingkat pinjaman bermasalah yang lebih dari 90 hari setelah jatuh tempo berada di  sekitar angka 1,3% dari total pembukuan pinjaman konsumen di bulan Desember. 

Selain itu, kolaborasi yang erat dengan Bank Jago menghadirkan dampak positif bagi GoTo. Lebih dari 70% dari pembukuan pinjaman mereka berasal dari kanal penyaluran pinjaman dari Bank Jago. Kedua perusahaan berencana untuk terus memperkuat kerjasama mereka guna meningkatkan pertumbuhan pinjaman dalam ekosistem GoTo pada tahun 2024. 

Pendapatan bruto dari segmen fintech GoTo pada kuartal keempat tahun 2023 meningkat sebesar 26% dibandingkan dengan tahun sebelumnya, mencapai Rp605 miliar, dipengaruhi oleh pertumbuhan produk pinjaman dan pembayaran. 

Meskipun EBITDA yang disesuaikan masih mencatat minus sebesar Rp168 miliar, terjadi perbaikan yang signifikan dibandingkan dengan periode sebelumnya. 

GoTo berhasil mengurangi kerugian tersebut sebesar 77% dibandingkan dengan tahun sebelumnya yang mencatat angka sebesar Rp744 miliar, sebagian besar karena pertumbuhan pendapatan dan pengurangan insentif. 

Dari sisi operasional, GoTo berhasil mengurangi biaya kas rutin operasional mereka sebesar 19% dibandingkan dengan kuartal sebelumnya dan 35% dibandingkan dengan tahun sebelumnya. 

EBITDA Grup GoTo Berbalik Positif 

Pada kuartal keempat, GoTo mencatat pertumbuhan EBITDA Grup yang disesuaikan sebesar Rp77 miliar, menandai pencapaian positif pertama sejak awal perusahaan. 

Selama periode yang sama, GTV Grup tumbuh sebesar 8% dibandingkan dengan kuartal sebelumnya dan 1% dibandingkan dengan tahun sebelumnya, sementara pendapatan bruto kuartal keempat juga meningkat sebesar 8% dibandingkan dengan kuartal sebelumnya dan 3% dibandingkan dengan tahun sebelumnya, mencapai angka Rp6,5 triliun. 

Beban insentif Grup pada kuartal keempat 2023 mengalami penurunan sebesar 33% dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya, yang pada gilirannya berkontribusi pada penurunan sebesar 38% untuk seluruh tahun 2023. 

Biaya kas operasional rutin juga mengalami penurunan signifikan sebesar 39% dibandingkan dengan kuartal yang sama tahun sebelumnya, dengan penurunan sebesar 19% untuk seluruh tahun 2023. Ini berdampak pada perbaikan rugi EBITDA yang disesuaikan sebesar Rp12,3 triliun. 

Posisi keuangan Perseroan tetap solid dengan total kas, setara kas, dan deposito jangka pendek mencapai Rp27,4 triliun pada akhir tahun 2023. 

Namun, dengan dekonsolidasi Tokopedia yang berlaku mulai 1 Februari 2024, total kas, setara kas, dan deposito jangka pendek Perseroan akan berkurang menjadi Rp23,0 triliun, terutama karena perpindahan dana yang ditampung sementara dalam rekening escrow dari transaksi melibatkan pengguna Tokopedia. 

EBITDA Grup yang disesuaikan di kuartal keempat menunjukkan perbaikan signifikan, mencapai Rp77 miliar, meningkat dari angka yang negatif pada kuartal sebelumnya. 

Pada tahun 2023, EBITDA Grup juga mengalami perbaikan menjadi -Rp3,7 triliun, melampaui batas atas pedoman kinerja yang sebelumnya diumumkan. Gross Transaction Value (GTV) Grup mencapai Rp163,0 triliun pada kuartal keempat, dengan pertumbuhan yang didorong oleh fokus yang tajam pada segmen konsumen mass market. 

Meskipun demikian, GTV Grup mengalami sedikit penurunan secara keseluruhan untuk tahun 2023, karena pengurangan insentif dan pemasaran produk. 

Pendapatan Bruto

Namun, pendapatan bruto Grup terus meningkat pada kuartal keempat, sebesar 3% dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya, melalui ekspansi pasar dan peningkatan bisnis pinjaman konsumen. 

Take rate Grup stabil di angka 4,0% pada kuartal keempat dan meningkat sedikit untuk seluruh tahun 2023 menjadi 4,0%. 

Pendapatan bersih pada kuartal keempat mencapai Rp4,3 triliun, menunjukkan peningkatan yang signifikan dibandingkan dengan periode sebelumnya, didukung oleh pengurangan beban insentif dan pemasaran produk. 

Biaya kas operasional rutin juga berhasil dikurangi, mencatatkan penurunan sebesar 18% dibandingkan dengan kuartal sebelumnya dan 39% dibandingkan dengan tahun sebelumnya. Biaya kas rutin korporasi pada kuartal keempat mencapai Rp238 miliar 

Efisiensi operasional yang terus ditingkatkan juga berkontribusi pada peningkatan rugi operasional yang mengalami perbaikan sebesar 66% untuk seluruh tahun 2023 dari Rp30,3 triliun menjadi Rp10,3 triliun.