Ilustrasi pengeboran minyak.
Pasar Modal

Walau Permintaan China Diprediksi Memulih, Harga Minyak Dunia Berpotensi Melemah karena Ini

  • Biro Statistik Nasional China melaporkan indeks manufaktur atau purchasing manager index (PMI) yang meningkat dari 47 pada Desember 2022 menjadi 50,1 pada Januari 2023.
Pasar Modal
Idham Nur Indrajaya

Idham Nur Indrajaya

Author

JAKARTA - Harga minyak dunia masih berpotensi melemah walau permintaan dari China diprediksi memulih seiring dengan perbaikan ekonomi di negeri Tirai Bambu.

Direktur PT Laba Forexindo Berjangka Ibrahim Assuaibi mengatakan, walau optimisme pemulihan permintaan dari China meningkat, namun pelaku pasar masih berhati-hati terhadap kebijakan moneter bank sentral Amerika Serikat (AS) alias The Federal Reserve (The Fed).

Biro Statistik Nasional China melaporkan indeks manufaktur atau purchasing manager index (PMI) yang meningkat dari 47 pada Desember 2022 menjadi 50,1 pada Januari 2023.

Angkanya yang berada di atas 50 pun mengindikasikan adanya penguatan aktivitas manufaktur di China sehingga pasar pun menilai bahwa importir minyak terbesar kedua setelah AS itu akan meningkatkan kembali permintaan atas komoditas bahan bakar.

"Tapi, antisipasi dari pertemuan bank sentral minggu ini dan kekhawatiran kelebihan pasokan jangka pendek telah membatasi kenaikan harga minyak. Pasar minyak mentah juga mengalami penurunan tajam dari hari Senin," ujar Ibrahim dikutip dari risetnya, Rabu, 1 Februari 2023.

Analis dan Komisaris PT Orbi Trade Berjangka Vandy Cahyadi mengatakan, pasar saat ini tengah mewaspadai kenaikan suku bunga lebih lanjut yang dapat menghalangi permintaan minyak untuk jangka pendek.

"Sementara The Fed secara luas diperkirakan akan menaikkan suku bunga sebesar 25 basis poin pada hari Rabu, European Central Bank dan Bank of England diperkirakan akan menaikkan suku bunga sebesar 50 basis poin minggu ini," ujar Vandy dikutip dari riset hariannya, Rabu, 1 Februari 2023.

Vandy menambahkan, keputusan suku bunga dari bank-bank sentral minggu ini akan lebih menjelaskan prospek pertumbuhan ekonomi dan permintaan minyak untuk ke depannya.

Pada perdagangan pasar Eropa, Selasa, 31 Januari 2023 pukul 20.30 WIB, harga minyak dunia diperdagangkan di level US$77,1 (Rp1,15 juta dalam asumsi kurs Rp14.992 per-dolar AS) perbarel.

Menurut Ibrahim, untuk perdagangan Rabu, 1 Februari 2023, harga minyak dunia berpotensi melemah di rentang US$73,8 (Rp1,1 juta) - US$79 (Rp1,18 juta) perbarel.