Tambang minyak dan gas (migas) Blok Rokan yang kini dikuasai oleh BUMN PT Pertamina (Persero) / Dok. Pertamina
Industri

Wamen BUMN Dorong Pertamina Realisasikan Investasi di Blok Rokan Rp42 Triliun

  • Wamen BUMN Pahala N. Mansury menyatakan investasi Wilayah Kerja (WK) Rokan mencapai US$3 miliar setara Rp42 triliun.

Industri

Daniel Deha

JAKARTA - Wakil Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Pahala N. Mansury mendorong realisasi investasi  PT Pertamina (Persero) di Wilayah Kerja (WK) Rokan yang mencapai US$3 miliar setara Rp42 triliun. Nilai investasi tersebut menjadi tanggung jawab Pertamina setelah mengambilalihnya dari Chevron lewat  PT Pertamina Hulu Rokan (PHR).

Dia berharap investasi besar tersebut menjadikan WK Rokan sebagai kontributor utama untuk ketahanan energi dan perekonomian nasional. 

’’WK Rokan menjadi value contributor yang sangat penting bagi negara. Kami berharap rencana investasi PHR di WK Rokan beberapa tahun mendatang dapat diwujudkan," katanya dalam keterangan pers dikutip Selasa, 30 November 2021.

Pemerintah, kata dia, memberikan perhatian khusus terhadap kinerja WK migas yang dikelola anak usaha Pertamina tersebut di Blok Rokan.

Dia pun mengapresiasi komitmen dan kerja keras para pekerja di WK Rokan yang mampu menunjukkan kinerja bagus sejak Agustus lalu. Awal November lalu, Blok Rokan telah menyetor sekitar Rp2,7 triliun ke negara.

"Terima kasih kepada rekan-rekan yang berupaya memastikan dan menjalankan alih kelola dengan baik, bahkan mampu meningkatkan produksi," katanya.

Ke depan, WK Rokan akan melakukan beberapa proyek penting antara lain pengeboran sumur baru, kerja ulang (workover), optimasi injeksi air (waterflood), dan injeksi uap (steamflood), serta chemical enhanced oil recovery (CEOR).

Direktur Utama Pertamina Hulu Rokan Jaffee A. Suardin mengatakan pascaalih kelola dari Chevron, program pengeboran antara lain ditargetkan menuju produksi 300.000 BOPD (barel per hari), dan berbagai metode pengembangan sumur untuk peningkatan produksi.

Saat ini, PHR WK Rokan telah berhasil mengebor lebih dari 100 sumur dengan nihil kecelakaan fatal dan hanya dalam kurun sekitar tiga setengah bulan setelah alih kelola WK Rokan pada 9 Agustus 2021 lalu. PHR juga telah mengoperasikan 17 rig pengeboran.

Selain itu, PHR juga melakukan penerapan digitalisasi di WK Rokan melalui keberadaan fasilitas Integrated Optimization Decision Support Center (IODSC).

Termasuk perluasan penerapan digitalisasi WK Rokan ke wilayah kerja hulu migas Pertamina lainnya, yakni di Jambi Merang dan Prabumulih, sebagai tahap awal.

Perlu diketahui bahwa WK Rokan menyumbangkan hampir 25% produksi minyak nasional. Produksi WK Rokan sekitar 162 ribu BOPD (barel minyak per hari), atau naik 4.000 BOPD dibandingkan sebelum alih kelola yang berada di kisaran 158 ribu BOPD.

Operasi WK Rokan saat ini didukung oleh sekitar 2.700 pegawai tetap dan lebih dari 22 ribu pegawai mitra kerja. Masing-masing sekitar 65% dan 85% di antaranya merupakan warga lokal Riau.