Wapres Desak Bank Permudah KPR untuk Pekerja Informal
Wakil Presiden Ma’ruf Amin mendesak perbankan untuk lebih agresif menyalurkan kredit pemilikan rumah (KPR) dan apartemen (KPA) bagi nasabah khususnya pekerja sektor informal. Ma’ruf mengungkapkan secara umum penyerapan KPR pun masih rendah hingga saat ini.
Industri
JAKARTA – Wakil Presiden Ma’ruf Amin mendesak perbankan untuk lebih agresif menyalurkan kredit pemilikan rumah (KPR) dan apartemen (KPA) bagi nasabah khususnya pekerja sektor informal. Ma’ruf mengungkapkan secara umum penyerapan KPR pun masih rendah hingga saat ini.
“Sebanyak 60 persen masyarakat Indonesia bekerja di sektor informal. Namun sejauh ini mereka masih sulit mendapatkan KPR atau KPA. Pemerintah berharap bank penyalur KPR subsidi menjadi pelopor penyaluran KPR untuk pekerja informal,” kata Ma’ruf dalam Diskusi Mendorong Pemulihan Ekonomi Nasional Melalui Sektor Perumahan secara virtual, pada Senin, 28 Desember 2020.
Ma’ruf menuturkan pada kuartal III-2020 penyaluran KPR maupun KPA turun drastis karena pandemi. Pemangkasan suku bunga kredit oleh Bank Indonesia hingga ke level 3,75% pun belum mampu mendongkrak penyerapan KPR.
- Online Trends are Booming (Serial 1): Exploring the Drivers of Indonesia’s Digital Economy
- UGM Jadikan Wisma Kagama dan UC Hotel Sebagai Selter COVID-19
- Bangun Infrastruktur Baru, Google Perluas Layanan Cloud di India
“Pertumbuhan KPR turun tajam dari kuartal III-2019 sebesar 7,99 persen, menjadi hanya 2,05 persen pada kuartal III-2020,” kata Ma’ruf.
Lebih lanjut, Ma’ruf mengatakan pembiayaan perumahan sangat dibutuhkan khususnya KPR subsidi bagi masyarakat berpenghasilan rendah (MBR).
Ma’ruf mengungkapkan, hingga Desember 2020, baru sebanyak 80,7% keluarga di Indonesia yang memiliki dan menghuni rumah. Artinya, sebanyak 20% keluarga tidak punya atap atau tempat tinggal.
Menurut Wapres, pemerintah berharap seluruh pihak termasuk perbankan bisa membantu masyarakat memiliki rumah. Sebab, kata dia, penyediaan rumah bukan hanya mendongkrak perekonomian nasional, tetapi juga penting sebagai prasarana dalam membentuk karakter generasi bangsa.
Menurut dia, memiliki rumah di lingkungan bersih, sehat, dan berkualitas dapat memberikan pengaruh positif bagi keluarga yang menempati. Khususnya orang tua dalam membesarkan anak-anak.
“Saya menekankan bahwa keluarga merupakan ‘madrasah’ pertama bagi anak-anak. Oleh karena itu, dukungan lingkungan yang nyaman dan sehat memilik pengaruh positif bagi orang tua dalam membesarkan dan mendidik anak,” katanya.
Dari data Pusat Pengelolaan Dana Pembiayaaan Perumahan (PPDPP), penyaluran dana KPR fasilitas likuiditas penyediaan perumahaan (FLPP) sudah mencapai Rp10,9 triliun per 28 Desember 2020. Angka itu setara dengan pembiayaan 106.230 unit rumah.
Dari jenis pekerjaan nasabah, kucuran KPR tersebut paling besar disalurkan kepada pegawai swasta 72,53%.
Kemudian pegawai negeri sipil (PNS) 12,1%, wiraswasta 8,29%, TNI/POLRI 3,9%, dan lainnya 3,1%. (SKO)