Sawit sebagai salah satu komoditi ekspor ke Uni Eropa
Finansial

Wapres Maruf Amin Dorong Pembangunan Pabrik Kelapa Sawit di Manokwari

  • Wapres Maruf Amin meminta Program Peremejaan Sawit Rakyat (PSR) dan pembangunan pabrik kelapa sawit pertama di Manokawari Papua Barat segera direalisisasikan.

Finansial

Alvin Pasza Bagaskara

JAKARTA – Wakil Presiden (Wapres) Maruf Amin meminta Program Peremejaan Sawit Rakyat (PSR) dan pembangunan pabrik kelapa sawit pertama di Manokawari Papua Barat segera direalisisasikan. 

Hal ini disampaikan Wapres Maruf Amin saat mengunjungi Kampung Wasegi Indah, Distrik Prafi, Kabupaten Manokwari, Papua Barat, Sabtu, 15 Juli 2023. Kunjungan ini juga didampingi Bupati Manokwari Hermus Indou dan Ketua Umum DPP Asosiasi Petani Kelapa Sawit Indonesia (Apkasindo) Gulat Manurung.

Wapres Maruf Amin mengatakan sejak diadakan PSR pada tahun 2021 lalu, dari 9000 hektar lahan sawit di Manokwari yang tidak produktif. Kini sebanyak 2.044 hektar berhasil diremajakan.  

“Sawit di daerah ini (Manokwari seluas) 9000 hektar ini sudah mulai tidak produktif, karena sudah tua, kemudian dengan adanya PSR sejak 2021 ini, suatu perubahan supaya bisa produktif lagi dan hasilnya supaya besar lagi,” ujar Wapres Maruf Amin dikutip TrenAsia.com dari situs resmi Wapres RI, pada Senin 17 Juli 2023.  

Menurutnya PSR adalah salah satu Program Strategis Nasional sebagai upaya Pemerintah dalam meningkatkan produktivitas tanaman perkebunan kelapa sawit nasional. Ia pun mendukung percepatan rencana pembangunan pabrik kelapa sawit di Papua supaya hasil panennya dapat diolah sendiri.

“Saya perintahkan agar dipercepat, jangan ditunda-tunda lagi,” tegas Wapres. 

Manfaat Pembangunan Pabrik

Sementara itu, Apkasindo itu telah mengajukan dana sekitar Rp80 miliar kepada pemerintah untuk kebutuhan pembangunan pabrik kelapa sawit pertama di Manokwari, Papua Barat. 

Adapun biaya pembangunan pabrik kelapa sawit berbasis koperasi petani (Koperasi Produsen Artefak Sejahtera) ini berasal dari pungutan ekspor CPO dari Badan Pengelola Dana Perkebunan Kelapa Sawit (BPDPKS) dan kekurangannya berasal dari pinjaman Kredit Usaha Rakyat (KUR). 

Ketua Umum Apkasindo, Gulat Manurung, mengatakan proses pembangunan pabrik kelapa sawit tersebut telah sampai pada penyerahan rekomendasi teknis pabrik. 

Ia juga menambahkan dengan adanya pabrik kelapa sawit, maka penjualan hasil tandan buah segar (TBS) sehingga dapat menekan penurunan nilai TBS lantaran jarak semakin dekat.  

“Selama ini petani sawit menjual hasil panen ke pabrik di luar Manokwari yang jaraknya puluhan kilometer. Akibatnya petani mendapatkan harga TBS yang rendah karena kualitas TBS menurun karena waktu pengiriman yang lama," kata Gulat dalam keterangan resminya. 

Nantinya pabrik kelapa sawit Koperasi Produsen Artefak Sejahtera di Manokwari dapat menampung 15 ton TBS per jam. Jika produktivitas sawit meningkat kapasitas pabrik akan ditingkatkan menjadi 30 ton TBS per jam.  

"Jika nanti semua lahan Koperasi Produsen Arfak Sejahtera sudah diremajakan dan memasuki fase tanaman produktif, kapasitas pabrik akan ditingkatkan," ujar Gulat.

Rincian Lahan Sawit di Manokwari

Saat ini Koperasi Produsen Arfak Sejahtera di Manokwari memiliki lahan sawit dengan total luasan 9.400 hektare yang terdiri dari 3.100 hektare tanaman menghasilkan (TM), 2.044 hektare tanaman belum menghasilkan (TBM) dan 4.256 hektare yang perlu diremajakan melalui program PSR. 

Disamping itu, koperasi petani sawit ini memiliki total anggota sebanyak 4.998 Kepala Keluarga (KK) dengan rata-rata kepemilikan lahan seluas 1,88 hektare setiap KK.