Wapres Ma’ruf Amin: Properti Terpukul Pandemi, Program Sejuta Rumah Murah Tak Tercapai
Tahun ini, industri properti khususnya perumahan mampu menopang perekonomian nasional. Sayangnya, belum semua masyarakat mendapatkan hunian yang layak.
Nasional
JAKARTA – Wakil Presiden Ma’ruf Amin menyatakan sektor perumahan atau real estate sangat penting bagi pertumbuhan ekonomi dan kesejahteraan masyarakat.
Tahun ini, industri properti khususnya perumahan mampu menopang perekonomian nasional. Sayangnya, belum semua masyarakat mendapatkan hunian yang layak.
Ma’ruf mengungkapkan, hingga Desember 2020, baru sebanyak 80,7% keluarga di Indonesia yang memiliki dan menghuni rumah. Artinya, sebanyak 20% keluarga tidak punya atap atau tempat tinggal.
“Upaya tidak pernah surut dilakukan. Namun pada kenyataannya, 20 persen keluarga di Indonesia tidak punya rumah,” kata Ma’ruf Amin dalam Diskusi Mendorong Pemulihan Ekonomi Nasional Melalui Sektor Perumahan secara virtual, pada Senin, 28 Desember 2020.
- 11 Bank Biayai Proyek Tol Serang-Panimbang Rp6 Triliun
- PTPP Hingga Mei 2021 Raih Kontrak Baru Rp6,7 Triliun
- Rilis Rapid Fire, MNC Studios Milik Hary Tanoe Gandeng Pengembang Game Korea
Ma’ruf mengungkapkan, pada 2015, pemerintahan Presiden Joko Widodo mulai menggagas program sejuta rumah (PSR) untuk mengurangi backlog hunian. Sejak dicanangkan sampai 2020, realisasi program itu sudah mencapai 5,6 juta unit rumah. Dari angka tersebut, sebanyak 70% terserap oleh masyarakat berpenghasilan rendah (MBR).
Ma’ruf menuturkan, pada 2020 target program sejuta rumah tidak tercapai karena terhalang pandemi COVID-19. Hingga pekan ketiga Desember 2020, realisasi PSR baru mencapai 856.758 unit. Angka itu terbagi atas rumah MBR sebanyak 661.715 unit dan rumah non MBR sebanyak 195.043 unit.
“Khusus tahun ini karena COVID-19 terjadi penurunan, realisasi program sejuta rumah tidak sesuai target,” kata dia.
Pendongkrak Ekonomi Nasional
Sementara itu, Ma’ruf menyadari bahwa sektor perumahan dipandang sebagai sektor yang strategis dalam mendukung perekonomian nasional.
Dia memaparkan, sektor real estate menyumbang 2,7% terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) 2020. Sedangkan industri properti secara besar juga terkait dengan 175 industri lainnya dan menyerap hingga 4,23 juta tenaga kerja per tahun.
Selain itu, lanjut Ma’ruf, pengeluaran rumah tangga sektor perumahan juga mampu meningkatkan PDB sebesar 0,6% sampai 1,4%. “Artinya pembiayaan pada sektor perumahan memiliki dampak yang sangat besar terhadap perekonomian nasional,” kata dia.
Mengutip data Badan Pusat Statistik (BPS), Ma’ruf mengatakan, sektor perumahan merupakan salah satu industri yang kebal terhadap tekanan COVID-19. Perumahan menjadi satu dari tujuh sektor riil yang tetap tumbuh positif selama 2020. Adapun keenam sektor lainnya yakni komunikasi dan informasi, pertanian, dan administrasi pemerintah. Kemudian, sektor pendidikan, jasa kesehatan, dan pengadaan air bersih.
“Real estate mampu tumbuh positif sebesar 1,9%, artinya ini kondisi yang menggembirakan,” kata Ma’ruf. (SKO)