angkatan darat inggris.jpg
Dunia

Warga Inggris Menyesal, Brexit Dianggap Rusak Ekonomi Negara

  • Sebagian besar warga Inggris rupanya menganggap Brexit sebagai petaka ekonomi bagi negaranya

Dunia

Rizky C. Septania

LONDON- Sebagian besar warga Inggris rupanya menganggap Brexit sebagai petaka ekonomi bagi negaranya. Padahal, pada 2016 lalu sebagian dari mereka meminta Inggris untuk keluar dari Uni Eropa sebelum pada akhirnya resmi tak lagi menjadi anggota pada 2020.

Berdasarkan jajak pendapat yang dilakukan lembaga survey Savanta, dua dari tiga warga Inggris menganggap aksi Brexit merusak ekonomi negaranya sebagaimana dikutip dari The Independent Senin, 20 Februari 2023.

“Jajak pendapat ini menunjukkan ada persepsi kuat bahwa Brexit tidak berjalan dengan baik. Kami melihat sedikit bukti Remainers dan Leavers merasa Brexit membuat Inggris berada dalam keadaan yang lebih baik,” kata direktur Savanta Chris Hopkins.

Dari keseluruhan responden, 61% dari mereka menganggap keluarnya Inggris dari Uni Eropa 2020 lalu memperburuk kondisi ekonomi dalam negerinya. Hanya 13% diantara mereka yang menyatakan ekonomi Inggris lebih baik dibanding saat bergabung dengan uni Eropa. Sisanya memilih untuk tak menjawab.

Dalam jajak pendapat tersebut, sebagaian besar responden juga menganggap bahwa Brexit menjadi salah satu penyebab parahnya krisis pasokan makanan di Inggris.

Sekitar 55% responden mengatakan keluarnya Inggris dari UE telah memperburuk ketersediaan barang. Hanya 14% responden mengatakan ketersediaan barang mengalami peningkatan.

Sebagaimana diketahui, sejak pandemi berlangsung, harga barang pangan di negara yang jadi pusat waktu dunia ini cenderung naik.

Tak hanya keluhan mengenai kelangkaan dan kenaikan harga barang maupun pangan. Sejumlah responden juga merasa bahwa dirinya dibohongi oleh kelompok pro-Brexit. Kubu pro-Brexit mengatakan Inggris akan lebih baik jika meninggalkan UE.

“Mungkin rasa dibohongi inilah yang mempengaruhi persepsi sekarang. Sebagian orang merasa mereka mungkin salah memilih Brexit,” tambah Hopkins.