Warna-warni IHSG Akhir Februari, OmFin Rekomendasi Saham SMBR, ANTM, dan TOWR
CEO Finvesol Consulting Fendy Susianto merekomendasikan sejumlah saham yang berpotensi cuan pada pekan ini. Antara lain PT Semen Baturaja (Persero) Tbk (SMBR), PT Aneka Tambang Tbk (ANTM), dan PT Sarana Menara Nusantara Tbk (TOWR).
Bursa Saham
JAKARTA – Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) bergerak menguat pada pekan ketiga Februari 2021. Pekan kemarin, IHSG ditutup naik tipis sebesar 0,15% ke level 6.231,93 dari level 6.222,52 pada penutupan perdagangan minggu sebelumnya.
Pasar modal Indonesia pada pekan terakhir Februari 2021 akan diwarnai berbagai macam sentimen. Secara global, rilis data ekonomi China dan personal consumption Amerika Serikat akan memengaruhi pergerakan IHSG. Sedangkan, rilis laporan keuangan masih menjadi katalis bagi beberapa emiten.
Dengan analisis tersebut, CEO Finvesol Consulting Fendy Susianto merekomendasikan sejumlah saham yang berpotensi cuan pada pekan ini. Antara lain PT Semen Baturaja (Persero) Tbk (SMBR), PT Aneka Tambang Tbk (ANTM), dan PT Sarana Menara Nusantara Tbk (TOWR).
- PTPP Hingga Mei 2021 Raih Kontrak Baru Rp6,7 Triliun
- IPO Akhir Juni 2021, Era Graharealty Dapat Kode Saham IPAC
- Pemberdayaan Perempuan di Perusahaan Jepang Masih Alami Krisis Pada Tahun 2021
Secara teknikal, ia merekomendasikan beli saham SMBR pada kisaran harga Rp935–Rp955 per lembar dengan stop (cut) loss level Rp900. Sedangkan, target jual SMBR berada pada kisaran harga Rp1.150 hingga Rp1.250.
Kemudian, pria yang akrab disapa OmFin ini merekomendasikan saham ANTM dibeli pada rentang harga Rp2.800–Rp2.880. Ia bilang, stop loss level sebaiknya dipasang pada harga Rp2.690.
“Target jual OmFin pada kisaran Rp3.200 hingga Rp3.330,” ujarnya dikutip dari OmFin Channel pada laman TrenAsia.com, Senin 22 Februari 2021.
Saham terakhir yang ia rekomendasikan pada pekan ini yaitu TOWR dengan target beli pada kisaran harga Rp1.050 – Rp1.090 dengan cut loss level Rp1.010. Adapun target jual saham TOWR pada harga Rp1.200 per lembar.
Rekomendasi Pekan Sebelumnya
Pada pekan lalu, OmFin telah merekomendasikan tiga saham yang layak untuk dicermati para investor dan berpotensi menghasilkan profit. Ketiga saham tersebut yakni PT Elnusa Tbk (ELSA), PT Bank Bukopin Tbk (BBKP), serta PT Delta Dunia Makmur Tbk (DOID).
Pada waktu itu, ia merekomendasikan saham ELSA pada rentang harga Rp370 hingga Rp380 per lembar dengan stop (cut) loss level Rp340. Sedangkan, target jual yang ia tuju berada pada kisaran harga Rp450 – Rp480 per lembar saham.
Hasilnya, pada akhir perdagangan Jumat, 19 Februari 2021, saham ELSA ditutup pada level harga Rp392 per lembar. Dengan kata lain, terdapat unrealized gain sebesar 3,15%.
“Harga tertinggi saham ELSA pada pekan lalu sebenarnya sudah menyentuh Rp414. Atau pada saat itu ada potential gain yang lumayan besar, 8,95 persen. Jadi tetap stay long ya,” tutur dia.
- 11 Bank Biayai Proyek Tol Serang-Panimbang Rp6 Triliun
- PTPP Hingga Mei 2021 Raih Kontrak Baru Rp6,7 Triliun
- Rilis Rapid Fire, MNC Studios Milik Hary Tanoe Gandeng Pengembang Game Korea
Lalu ia juga rekomendasi saham BBKP dibeli pada level harga Rp500 – Rp525 dengan cut loss level Rp470. Adapun target jual saham BBKP yang OmFin tuju pada kisaran Rp600 hingga Rp700.
Hingga penutupan perdagangan pekan lalu, saham BBKP ditutup pada harga Rp540 per lembar atau ada unrealized gain sebesar 1,89%. Saham BBKP juga sempat menyentuh level tertingginya yakni Rp590, sehingga ada potential gain sebanyak 11,32%.
Yang terkakhir, ia merekomendasikan saham DOID dengan target beli pada kisaran harga Rp300 – Rp316 dan stop loss level Rp280. Sedangkan, target jual saham DOID adalah Rp360 – Rp400.
Minggu lalu, saham DOID ditutup pada harga Rp314 per lembar alias mencatatkan unrealized gain 0%. Sementara itu, saham DOID sempat menyentuh level tertinggi pada harga Rp332 atau dengan kata lain memiliki potensi profit sebesar 5,69%.
Ia pun tak lupa mengingatkan para investor agar terus membatasi potensi kerugian dengan memasang stop loss level disertai target yang ketat. “Terus invest, dan jangan lupa cuan party, enggak cuan ngopi,” tutup OmFin. (SKO)