Tol BOCIMI waskita
Industri

Waskita Beton (WSBP) Bongkar Alasan Utang Vendor Dikonversi Jadi Saham

  • PT Waskita Beton Precast Tbk (WSBP) buka suara terkait utang mayoritas para vendor yang dikonversi menjadi saham. Menurut WSBP hal ini merupakan bagian dari proses homologasi pasca pengadilan Penundaan Kewajiban Pembayaran Utang (PKPU).

Industri

Debrinata Rizky

JAKARTA - PT Waskita Beton Precast Tbk (WSBP) buka suara terkait utang mayoritas para vendor yang dikonversi menjadi saham.  Menurut WSBP hal ini merupakan bagian dari proses homologasi pasca pengadilan Penundaan Kewajiban Pembayaran Utang (PKPU).

Direktur Utama WSBP, FX Poerbayu Ratsunu, mengatakan saat voting (pemungutan suara) pada Juni 2023 lalu, ada dua pilihan yang disampaikan kepada kreditur yaitu setuju dengan skema perdamaian yang diajukan perusahaan atau tidak.

"Dari total nilai utang vendor yang mencapai Rp2,1 triliun, vendor yang tidak setuju bahkan tidak mendaftar voting hanya sekitar Rp300 miliar atau kurang lebih 7 persen dari total vendor," katanya di Jakarta pada Selasa, 8 Agustus 2023.

Adapun dalam proposal homologasi WSBP, penyelesaian utang untuk klaster vendor melalui konversi menjadi saham berlaku untuk 65% vendor dengan nilai sebesar Rp1,7 triliun. Sementara sisanya 35% dicicil menggunakan arus kas selama maksimal 5 tahun.

Lanjut Poerbayu, meski ada suara penolan dari beberapa vendor, hal ini tidak merepresentasikan total vendor. Bahkan Ia menyebut dari 10 vendor dengan nilai utang terbesar, masih bekerja sama dengan WSBP.

Hingga saat ini telah diterbitkan sebanyak 28,19 miliar saham atau setara dengan Rp1,43 triliun untuk melunasi utang kepada 394 vendor.

Meski menurutnya memang, kondisi ini memang tidak sesuai ekspektasi ideal, namun WSBP berangkat dari situasi PKPU, sehingga yang terpenting adalah menyelamatkan perusahaan agar tidak sampai pailit yang membuat utang tidak akan bisa dibayarkan kepada vendor.

Alasan Vendor Tak Setuju

Dalam kesempatan yang sama, Direktur Keuangan dan Manajemen Risiko Waskita Beton Precast Asep Mudzakir mengungkapkan, terdapat sejumlah vendor yang tidak setuju dengan opsi tersebut.

Asep menambahkan, saham WSBP sempat disuspensi selama masa PKPU, baru dibuka pada Maret 2023 di harga Rp95 per lembar saham. Tren saham perseroan kemudian berfluktuatif, sampai akhirnya imbas berbagai kasus induk perusahaan, PT Waskita Karya (Persero), saham WSBP parkir di Rp50 per lembar.

Faktor pergerakan saham memang sangat banyak, seperti faktor eksternal, industri, dan ada pula faktor fundamental perusahaan itu sendiri. Maka WSBP butuh waktu pemulihan kinerja.

Termasuk akan memperbaiki pendapatan (revenue), kontrak, liabilitas (utang), dan lainnya. Adapun pendapatan WSBP di tahun 2022 sudah menembus Rp2 triliun, atau 70% dari 2021.