Gedung Waskita Heritage di kawasan MT Haryono, Jakarta Selatan.
Korporasi

Waskita Karya Bangun 7 Tol dari PMN Rp7,9 Triliun

  • Emiten konstruksi pelat merah PT Waskita Karya (Persero) Tbk (WSKT) akan menggunakan dana Penyertaan Modal Negara (PMN) sebesar Rp7,9 triliun untuk menyelesaikan pembangunan tujuh ruas tol.

Korporasi

Sukirno

Sukirno

Author

JAKARTA - Emiten konstruksi pelat merah PT Waskita Karya (Persero) Tbk (WSKT) akan menggunakan dana Penyertaan Modal Negara (PMN) sebesar Rp7,9 triliun untuk menyelesaikan pembangunan tujuh ruas tol.

Direktur Utama Waskita Karya Destiawan Soewardjono mengatakan pembangunan tujuh ruas tol baru itu dilakukan dalam rangka mendukung pertumbuhan aktivitas ekonomi daerah.

“PMN sebesar Rp7,9 triliun yang rencananya diberikan kepada Waskita akan sepenuhnya digunakan untuk melanjutkan pembangunan pada enam ruas tol di Pulau Jawa dan satu ruas di Pulau Sumatra,” kata Destiawan dalam keterangan tertulis, Minggu, 22 Agustus 2021.

Dia menambahkan penyelesaian tujuh ruas tol tersebut akan meningkatkan arus pergerakan barang dan manusia, sehingga menciptakan dampak positif bagi pertumbuhan perekonomian di daerah.

Sebanyak tujuh ruas yang akan mendapatkan alokasi dana PMN tersebut, Tol Bekasi-Cawang-Kampung Melayu, Tol Cimanggis-Cibitung, Tol Ciawi-Sukabumi, Tol Pejagan-Pemalang, Tol Pasuruan-Probolinggo, Tol Krian-Legundi-Bunder-Manyar, dan Tol Kayu Agung-Palembang-Betung.

Dengan terselesaikan ruas-ruas tol tersebut akan meningkatkan konektivitas dari kawasan produksi ke kawasan distribusi, memudahkan akses ke daerah pariwisata, dan membuka akses ke kawasan ekonomi baru.

Proyek pembangunan ruas tol juga akan membawa dampak langsung berupa penyerapan tenaga kerja konstruksi dan pemberdayaan pemasok lokal serta usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM).

Berdasarkan data yang dikumpulkan oleh Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Waskita sepanjang semester I-2021, setiap hari sekitar 97.000 kendaraan memanfaatkan tujuh ruas tol tersebut.

Jumlah kendaraan yang menggunakan tujuh ruas tol tersebut diperkirakan meningkat signifikan setelah diselesaikan seluruh seksi tol dan seiring dengan pemulihan perekonomian pascapandemi COVID-19.

“Saat ini kebutuhan infrastruktur semakin besar, terutama untuk mendorong pemulihan ekonomi nasional yang terdampak pandemi. Untuk itu kami terus berkomitmen mendukung pemerintah dalam mengakselerasi pembangunan infrastruktur,” katanya.

Destiawan menjelaskan model bisnis investasi infrastruktur Waskita telah sejalan dengan tujuan pembangunan yang dicanangkan pemerintah.

“Sejak 2014, Waskita berinvestasi pada 19 ruas tol dengan total panjang lebih dari 1.000 km. Model bisnis Waskita sebagai pengembang jalan tol tidak hanya menghasilkan keuntungan bagi perusahaan dan pemegang saham, tetapi juga menciptakan manfaat jangka panjang bagi pertumbuhan ekonomi masyarakat,” ujarnya.

Dia mengatakan penyerapan dana PMN ditargetkan untuk dilakukan secepat mungkin guna memastikan proyek diselesaikan secara tepat waktu.

“Waskita telah mulai mengerahkan sumber daya yang diperlukan untuk mendukung pembangunan ruas-ruas tersebut,” katanya.

Waskita memperkirakan penyelesaian seluruh ruas membutuhkan waktu hingga 2025, tergantung pada kecepatan progres pembebasan lahan dari masing-masing ruas.

Dia menegaskan bahwa Waskita juga berkomitmen untuk terus memenuhi asas-asas tata kelola perusahaan yang baik (Good Corporate Governance) dalam menggunakan dana PMN yang dipercayakan oleh pemerintah.

Sebagai perusahaan publik yang sahamnya tercatat di bursa efek, penerimaan PMN Waskita akan dilakukan melalui penerbitan saham baru dengan skema Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu (HMETD) alias rights issue. Lewat proses HMETD, Waskita berharap mendapatkan tambahan dana dari pemegang saham publik dengan nilai sekitar Rp4 triliun.

Saat ini, Waskita tengah mempertimbangkan jumlah saham baru yang akan diterbitkan dalam proses HMETD. Manajemen Waskita berharap, HMETD dapat dilakukan dengan harga pelaksanaan yang melebihi atau setidaknya sama dengan nilai buku ekuitas perusahaan saat ini.

Waskita menargetkan seluruh dana dari penerbitan saham baru dengan HMETD dapat diperoleh pada Desember tahun ini.

“Tambahan permodalan ini akan memperkuat kapasitas keuangan Waskita, untuk mendongkrak kinerja di tahun 2022,” ujar Destiawan.