Waskita Karya (WSKT) Suntik Modal Anak Usaha Rp2,72 Triliun
- Transaksi ini dilakukan untuk melunasi shareholder loan yang diberikan oleh WTR kepada KKDM sebesar Rp2,72 triliun.
BUMN
JAKARTA – Emiten konstruksi pelat merah, PT Waskita Karya Tbk (WSKT), mengumumkan transaksi penambahan modal melalui mekanisme debt to equity swap yang melibatkan dua entitasnya, yakni PT Waskita Toll Road (WTR) dan PT Kresna Kusuma Dyandra Marga (KKDM).
Sebagai informasi, WTR ini merupakan anak usaha WSKT dengan kepemilikan langsung sebesar 92,53%, sedangkan KKDM adalah anak usaha WTR dengan kepemilikan sebesar 88,37%.
Direktur Utama WSKT, Muhammad Hanugroho, menjelaskan bahwa WTR melakukan peningkatan modal ditempatkan dan modal disetor melalui skema debt to equity swap kepada KKDM.
- Harga Sembako di Jakarta: Cabe Rawit Merah Naik, Ikan Lele Turun
- Protes Buang Susu Boyolali Membesar, Asosiasi Balik Tuduh Peternak
- IHSG Hari Ini 12 November 2024 Dibuka Naik 44,12 ke 7.310,58
Transaksi ini dilakukan untuk melunasi shareholder loan yang diberikan oleh WTR kepada KKDM sebesar Rp2,72 triliun. Selain itu, KKDM juga meningkatkan modal dasar dari sebelumnya Rp2,60 triliun.
“Melalui transaksi yang dilakukan pada 7 November 2024, total modal KKDM kini bertambah menjadi Rp6,18 triliun,” ungkap Muhammad Hanugroho, seperti dikutip dalam Laporan Keterbukaan Informasi WSKT, Selasa, 12 November 2024.
Dengan peningkatan modal tersebut, porsi kepemilikan saham WTR di KKDM meningkat dari 76% menjadi 88,37%. Adapun saham KKDM lainnya dimiliki oleh RDPT sebesar 11,49% dan PT Jasa Marga (Persero) Tbk sebesar 0,14%.
“Peningkatan modal WTR pada KKDM diharapkan dapat memaksimalkan kinerja usaha KKDM serta memberikan nilai tambah bagi Perseroan sebagai pemegang saham WTR,” tambah Muhammad Hanugroho.
Sebagai informasi, WSKT bergerak di berbagai bidang usaha, termasuk konstruksi, pabrikasi, jasa penyewaan, jasa keagenan, investasi, agroindustri, pekerjaan terintegrasi (EPC), perdagangan, pengelolaan kawasan, pelatihan di bidang konstruksi, teknologi informasi, dan kepariwisataan.
Sementara itu, dari sisi kinerja WIKA pada kuartal III-2024 masih mencatatkan rugi bersih sebesar Rp3 triliun hingga Kuartal III-2024, lebih besar dibandingkan rugi tahun lalu sebesar Rp2,83 triliun.
Hal tersebut membuat pendapatan usaha mencapai Rp6,78 triliun, turun 13,22% dari tahun sebelumnya karena penurunan segmen jasa konstruksi sebesar 24,76% menjadi Rp4,75 triliun.
Dari sisi neraca, total aset turun 7,24% menjadi Rp88,67 triliun, liabilitas turun 4,06% menjadi Rp80,58 triliun, dan ekuitas anjlok 30,26% menjadi Rp8,09 triliun. Arus kas juga turun menjadi Rp1,36 triliun dari Rp1,51 triliun.