Waskita Teken Kontrak Rp700 Miliar Garap Bendungan Mbay di NTT
- PT Waskita Karya (Persero) Tbk (WSKT) menyelesaikan kontrak baru pengerjaan proyek Bendungan Mbay senilai Rp700 miliar.
Korporasi
JAKARTA -- PT Waskita Karya (Persero) Tbk (WSKT) menyelesaikan kontrak baru pengerjaan proyek Bendungan Mbay senilai Rp700 miliar. Proyek Strategis Nasional (PSN) tersebut digarap dalam kerjasama operasional (KSO) dengan PT Bumi Indah.
Senior Vice President Infrastructure I Division, I Nyoman Agus Pastima mengatakan, sumber pendanaan pembangunan berasal dari Anggaran Pendapatan Belanja Negara (APBN) murni tahun anggaran 2021-2025.
"Waskita bersyukur kembali mendapatkan kepercayaan dari pemerintah untuk mengerjakan salah satu proyek strategis nasional yaitu Bendungan Mbay di NTT. Waskita mengerjakan Bendungan Mbay Tahap I dengan nilai kontrak Rp700 miliar dan waktu pelaksanaan 1.440 hari kalender," ujar Nyoman dalam keterangan resmi dilihat Senin, 30 Agustus 2021.
Dia menjelaskan, penandatangan kontrak pembangunan Bendungan Mbay Paket I dilaksanakan pada 18 Agustus lalu di Kabupaten Nagekeo, Nusa Tengara Timur.
- Pendapatan Naik 20,6 Persen, Alam Sutra Realty Masih Bukukan Rugi Rp244 Miliar
- Buat Obrolan Makin Hidup, Clubhouse Rilis Fitur Audio Spasial
- Tiga Strategi Anyar Bank Mandiri untuk Genjot Bisnis Berkelanjutan
Penandatanganan dilakukan oleh manajemen Waskita yang diwakili oleh Nyoman, dengan pemberi kerja yaitu Balai Wilayah Sungai NTT II Direktorat Jenderal Sumber Daya Air Kementerian PUPR, yang diwakili oleh Yohanes Pabi.
Secara umum, pengerjaan Bendungan Mbay mencakup pekerjaan persiapan, pembuatan atau relokasi atau rehabilitasi jalan, pengerjaan bendungan utama, dan pengerjaan bangunan fasilitas penunjang.
Selain itu, ada juga pekerjaan sistem manajemen kesehatan dan pekerjaan lain yang diperlukan untuk Bendungan Mbay.
Nyoman menerangkan, pembangunan proyek Bendungan Mbay dimulai dengan jalan eksisting sepanjang 1,1 kilometer, kemudian pembuatan jalan akses baru I sepanjang 6,3 kilometer dan jalan akses baru II sepanjang 1,8 kilometer.
Selanjutnya, Waskita akan merelokasi jalan nasional sepanjang 1,1 Km lalu berikutnya ada main cofferdam atau pembersihan dan pencabutan akar lalu ke maindam.
Nyoman menjelaskan pada pekerjaan maindam dibagi menjadi 3 zona kerja, yaitu sandaran kanan, sandaran kiri, dan river bed. Hal itu karena mengingat area river bed dapat dilaksanakan setelah pengelakan.
Sementara, untuk pekerjaan Maindam Zona Sandaran Kanan Dan Sandaran Kiri yaitu pekerjaan timbunan random, concrete cap/capping dan grouting lalu ada pengelakan paket 2.
- Pendapatan Naik 20,6 Persen, Alam Sutra Realty Masih Bukukan Rugi Rp244 Miliar
- Buat Obrolan Makin Hidup, Clubhouse Rilis Fitur Audio Spasial
- Tiga Strategi Anyar Bank Mandiri untuk Genjot Bisnis Berkelanjutan
"Setelah pengelakan ada pekerjaan Maindam Zona River Bed yaitu concrete cap/capping, grouting, instrument, timbunan contact clay, timbunan inti, timbunan filter halus, timbunan random, dan timbunan riprap," terang Nyoman.
Waskita, tambah dia, berharap pengerjaan proyek yang terletak di Desa Rendubutowe, Kecamatan Aesesa, Kabupaten Nagekeo, ini dapat diselesaikan tepat waktu.
"Saya berharap pembangunan ini akan berjalan lancar dan bisa selesai tepat waktu," ungkap Nyoman.
Sebelumnya, Kementrian PUPR menargetkan Bendungan Mbay groundbreaking pada awal 2022 dan rampung pada 2024.
Direktur Bendungan dan Danau Direktorat Jenderal SDA Kementerian PUPR Airlangga Mardjono mengatakan, Bendungan Mbay agak terlambat dikerjakan karena proses lelangnya yang cukup lama sebelum akhirnya kontrak bisa ditandatangani.
Dua Paket
Penandatangan kontrak Bendungan Mbay telah dilakukan untuk dua paket, yakni paket 1 pekerjaan jalan dan main dam oleh PT Waskita Karya KSO PT Bumi Indah dan paket 2 berupa pekerjaan pengelak, intake, dan spillway oleh PT Brantas Abipraya.
Adapun luas genangan Bendungan Mbay mencapai 500 hektare dengan volume tampung mencapai 51,7 juta meter kubik.
Bendungan ini diharapkan memberikan manfaat irigasi seluas 5.200 ha dan penyediaan air baku sebanyak 0,2 meter kubik.
Daerah irigasi bendungan ini sudah ada, ditambah adanya bendungan Sutami Mbay di hilirnya dan nantinya terkoneksi ke Bendungan Mbay. Nilai investasi dari Bendungan Mbay sebesar Rp1,4 triliun.
"Jadi kalau sekarang sumber airnya mengandalkan air yang mengalir secara alami dari sungai. Nanti kalau sudah jadi bendungannya, airnya ditampung dulu di bendungan dan bisa dimanfaatkan setiap saat dan tidak menunggu musim penghujan lagi sehingga musim kemarau pun bisa tetap melakukan penanaman," katanya belum lama ini.*