<p>Ilustrasi/Foto: Havard University</p>
Gaya Hidup

Waspada Gangguan Depresi Pengangguran di Kala Maraknya Badai PHK, Begini Cara Mengatasinya

  • Kemungkinan depresi sekitar tiga kali lebih tinggi untuk orang dewasa yang menganggur berusia 18 hingga 25 tahun daripada rekan mereka yang bekerja

Gaya Hidup

Rizky C. Septania

JAKARTA - Kondisi ketidakpastian ekonomi menyebabkan sejumlah perusahaan terpaksa melakukan pengurangan karyawan alias PHK. Alasan perusahaan, pengurangan karyawan dilakukan untuk menekan cost atau pengeluaran perusahaan.

Di sisi lain, PHK menjadi sebuah ketakutan bagi para karyawan. Mereka tidak tahu kapan kiranya mereka akan kehilangan pekerjaan.

Pun halnya ketika mereka benar-benar kehilangan pekerjaan, ada perasaan kalut yang sulit dijelaskan. Pasalnya, pemasukan yang biasanya mereka terima kini tak ada lagi.

Hal ini tentunya rawan menganggu psikis karyawan yang telah kehilangan pekerjaannya. Menurut penelitian dari Universitas Stanford, kondisi ini umum disebut sebagai depresi pengangguran. Gangguan ini biasanya ditandai dengan pengidap yang merasakan kehilangan tujuan atau kesedihan yang mendalam setelah kehilangan pekerjaan.

Psikolog dan terapis hubungan  Christina Nelsen, mengatakan gangguan tersebut muncul berupa perasaan yang sangat nyata sebagai respons situasional atau depresi situasional. 

Pakar kesehatan mental yang berbasis di San Francisco mengatakan bahwa mereka memiliki banyak klien yang menunjukkan gejala depresi pengangguran. Ini bahkan terjadi pada mereka yang secara sukarela memutuskan untuk meninggalkan pekerjaan mereka. 

Lebih lanjut, Nelsen mengatakan itu terjadi lantaran para pekerja merasa mandiri dan kesepian dalam satu waktu yang bersamaan. Sebab ketika menganggur, sosialisasi biasanya sedikit berkurang.

Jika Anda tidak memiliki pekerjaan atau komunitas yang Anda tahu dapat membantu Anda bangkit kembali, pikiran Anda beralih ke mode bertahan hidup.

"Sistem neurofisiologis kita akan mulai diaktifkan. Dari sudut pandang bio-survival, ini menjadi, 'Oke, dapatkah saya bertahan? Apakah saya akan dapat makan? Apakah saya akan memiliki tempat berlindung?'" kata Nelsen sebagaimana dikutip TrenAsia.com dari Insider Selasa, 24 Januari 2023.

Banyak orang, terutama mereka yang lajang atau hidup sendiri, tidak memiliki banyak kontak yang berarti dengan manusia di luar pekerjaan, tambah Nelsen. Jadi ketika orang yang relatif terisolasi kehilangan teman kerja, orang ini kehilangan sebagian besar jaringan sosialnya.

Mereka yang menganggur lebih mungkin menderita depresi, dengan gejala yang lebih buruk bagi siapa saja yang tidak memiliki pekerjaan selama enam bulan atau lebih. 

Sebuah studi tahun 2017 dari University of Leipzig, Jerman memberikan penjelasan serupa. Pekerja berumur yang menganggur dalam jangka panjang lebih mungkin mengalami depresi daripada populasi lainnya. 

Selain itu, sebuah studi tahun 2015 menemukan bahwa kemungkinan depresi sekitar tiga kali lebih tinggi untuk orang dewasa yang menganggur berusia 18 hingga 25 tahun daripada rekan mereka yang bekerja.

Cara Mengatasi Depresi Pengangguran

Depresi pengangguran bisa terasa seperti depresi sungguhan. Selain itu, depresi ini juga bisa memicu seseorang yang rentan terhadap depresi klinis menjadi episode depresi. 

Gejala depresi klinis antara lain insomnia, gangguan nafsu makan, kesulitan mengalami kesenangan, kurang energi, dan pikiran untuk bunuh diri. 

Berikut adalah yang bisa Anda lakukan ketika mulai mengalami gejala depresi pengangguran.

1. Minta bantuan profesional

Menemukan terapis yang terjangkau mungkin sulit, tetapi ada beberapa pilihan. Cari klinik lokal, pusat yang didanai komunitas, atau universitas yang menawarkan layanan gratis di bawah asuhan mahasiswa tingkat pascasarjana yang diawasi oleh profesor berlisensi. 

Jika Anda memiliki asuransi atau BPJS, bisa ditanyakan kepada penyedia asuransi Anda terapis mana yang ada di dalam jaringan dan dicover oleh penjamin kesehatan.

2. Hubungi teman

Meskipun Anda mungkin tergoda untuk mengasingkan diri, terutama karena malu karena tidak memiliki pekerjaan, penting untuk berhubungan dengan orang lain, kata Nelsen. 

"Kita adalah makhluk sosial, kita membutuhkan koneksi untuk berkembang dan bertahan hidup," kata Nelsen. 

Untuk meringankan depresi, ada baiknya Anda bertemu dengan banyak orang, lakukan aktivitas yang tidak berhubungan dengan pekerjaan, daftar kelas, atau bahkan hubungi teman lama.

3. Ubah narasi tentang diri Anda

Mengidentifikasi diri Anda dengan apa yang Anda lakukan untuk pekerjaan bukanlah hal yang buruk, kata Nelsen. Tetapi mengidentifikasi diri Anda hanya dengan pekerjaan Anda adalah. Ingat siapa Anda di luar pekerjaan Anda, dan waspadai narasi yang Anda ceritakan pada diri sendiri. 

Alih-alih menganggap diri Anda sebagai kegagalan karena tidak memiliki pekerjaan, ingatkan diri Anda bahwa Anda memiliki riwayat pekerjaan yang substansial dan keterampilan untuk ditawarkan. 

4. Pecah hari Anda menjadi tugas-tugas kecil. 

Setiap tugas besar dalam hidup, seperti mencari pekerjaan baru, dapat dipecah menjadi langkah-langkah kecil, kata Nelsen. 

"Katakan, saya akan memperbarui halaman LinkedIn saya, memperbarui resume saya. Saya akan jalan-jalan," ujar Nelsen.

Nelsen menambahkan, dengan memecah banyak hal menjadi bagian-bagian lebih kecil, maka akan membuatnya lebih mudah diatur dan tak memakan banyak waktu.

"Anda hanya berpikir untuk mencari pekerjaan. Cobalah untuk menemukan momen lain di sana-sini untuk menenangkan sistem saraf Anda, terhubung kembali dengan kesadaran diri Anda, dan terhubung dengan orang lain," tambahnya.