<p>Warga berbelanja di los sayur dan buah  di Pasar Bersih Sentul City, Sentul, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, Senin, 15 Maret 2021. Foto: Ismail Pohan/TrenAsia</p>
Industri

Waspada! Harga 5 Komoditas Pangan Ini Konsisten Naik Sejak 2020

  • Pemerintah dan masyarakat perlu mewaspadai adanya kenaikan harga pangan selama Ramadan dan menjelang Idulfitri. Ada lima komoditas pangan yang harganya konsisten tinggi sejak akhir 2020.

Industri
Laila Ramdhini

Laila Ramdhini

Author

JAKARTA – Pemerintah dan masyarakat perlu mewaspadai adanya kenaikan harga pangan selama Ramadan dan menjelang Idulfitri. Siklus tahunan ini kembali berulang hingga 2021.

Kenaikan harga pangan tentu akan memberatkan masyarakat, terutama mereka yang mata pencahariannya terdampak pandemi, karena harus membayar lebih mahal untuk pemenuhan kebutuhan pangannya.

“Pergerakan harga bisa menjadi parameter dalam melihat ketersediaan komoditas pangan. Pemerintah tentu perlu mengambil langkah strategis untuk menstabilkan harga komoditas pangan yang harganya fluktuatif. Tidak perlu menunggu harga tinggi,” jelas Peneliti Center for Indonesian Policy Studies (CIPS) Indra Setiawan, dalam keterangan resmi, Senin, 13 April 2021.

Berdasarkan data dan pantauan CIPS, terdapat lima komoditas pangan yang harganya konsisten tinggi sejak akhir 2020. Kelima komoditas tersebut yakni:

  1. Cabai rawit
    Harga cabai rawit terus menerus mengalami kenaikan. Kenaikan tertinggi terjadi di pertengahan hingga akhir Maret 2021. Akibatnya, harga cabai rawit menjelang Ramadan cenderung lebih tinggi dari bulan-bulan sebelumnya. Selain karena curah hujan yang tinggi, kenaikan harga ini disinyalir terjadi akibat hasil panen yang terserang virus. Saat ini harga cabai rawit adalah Rp70.400 per kilogram (kg).
  1. Cabai merah
    Sementara itu, harga cabai merah terlihat fluktuatif dari waktu ke waktu. Titik tertinggi harga cabai merah terjadi pada Desember 2020 yang menyentuh angka Rp59.500 per kg. Setelah itu ada penurunan dan harga kembali naik menjelang Ramadan. Tingginya harga dibanding November masih akibat curah hujan yang tinggi di awal tahun yang mengganggu panen cabai merah di Indonesia. Saat ini harga cabai merah adalah Rp52.350 per kg.
  1. Bawang putih dan merah
    Sebagaimana yang terjadi di awal pandemi tahun lalu, harga bawang putih naik cukup signifikan menjelang Ramadan. Harga bawang putih saat ini telah berada pada kisaran Rp30.000 per kg setelah sebelumnya berada di level Rp27.000-29.000.

Bawang putih merupakan komoditas yang sebagian besar didapatkan dari impor. Meskipun belum jelas alasan kenaikan harga bawang putih, kompleksnya proses impor bawang putih dapat menjadi salah satu penyebab kenaikan harga tersebut.

”Proses importasi membutuhkan SPI dan juga RIPH yang pengurusannya membutuhkan waktu yang tidak singkat. Sementara kenaikan harga perlu segera direspon supaya tidak terjadi kelangkaan,” kata Indra.

  1. Daging sapi
    Harga daging sapi terlihat mengalami kenaikan yang signifikan di hari-hari menjelang Ramadan. Kenaikan ini merupakan yang tertinggi sejak November 2020. Harga daging sapi yang sebelumnya berada di kisaran Rp118.000 hingga Rp119.000 kini naik tajam ke Rp122.000 per kg.
  1. Daging ayam
    Kenaikan terjadi, salah satunya, akibat permintaan terhadap daging sapi yang naik menjelang Ramadan. Hal yang tidak berbeda jauh terjadi pada protein hewani lainnya. Komoditas daging ayam terlihat mengalami fluktuasi harga dari November 2020. Namun demikian, menjelang Ramadan harga daging ayam naik drastis dan menuju level tertinggi di lima bulan terakhir.

”Salah satu penyebab kenaikan harga ini adalah naiknya harga pakan, seperti halnya yang terjadi pada telur ayam. Kenaikan harga pakan ini menyebabkan naiknya biaya produksi. CIPS menyebutkan bahwa pakan menyumbang hampir 57% total biaya produksi ayam broiler dan 72% pada produksi ayam petelur,” jelas Indra.

Penelitian CIPS merekomendasikan pemerintah perlu mempertimbangkan untuk mengimplementasikan sistem perizinan impor otomatis atau automatic import licensing import untuk menjaga ketahanan pangan nasional.

Selama ini, keputusan-keputusan strategis dalam kebijakan perdagangan pangan selalu diputuskan lewat rapat koordinasi terbatas antar kementerian dan juga berbagai persyaratan yang menghabiskan waktu. Sistem perizinan impor otomatis dapat mempersingkat proses tadi menciptakan ekosistem perdagangan yang lebih sehat dan kompetitif. (LRD)