Ketahui Daftar Obat dan Vaksin COVID-19 yang Sudah Miliki EUA dari BPOM
Gaya Hidup

Waspada! Inilah Efek Samping Suntikan Booster COVID-19

  • Waspada, inilah efek samping yang dapat terjadi usai mendapat suntikan booster COVID-19
Gaya Hidup
Justina Nur Landhiani

Justina Nur Landhiani

Author

JAKARTA - Vaksinasi menggunakan vaksin COVID-19 adalah salah satu program yang dilakukan oleh Pemerintah Indonesia untuk menekan kasus positif COVID-19. Hal ini juga bermanfaat untuk menciptakan kekebalan kelompok atau yang kerap disebut sebagai herd immunity.

Selain vaksin COVID-19, ada juga booster vaksin COVID-19 yang dapat diberikan kepada orang-orang dengan syarat atau kriteria tertentu. Menurut WHO, orang yang dapat diberi booster harus memenuhi kriteria seperti jika tubuh tidak dapat merespons vaksin meski telah mendapat dua dosis vaksin.

Kemudian, booster vaksin COVID-19 juga dapat diberikan jika sesudah mendapatkan vaksinasi sebelumnya kekebalan yang diterima dan capai justru mulai berkurang atau mulai memburuk seiring waktu. Kriteria berikutnya yaitu jika dikhawatirkan kinerja vaksin akan berkurang atau tidak mencukupi jika kemudian muncul beberapa varian COVID-19 yang mengkhawatirkan.

Seperti yang dilansir dari laman Healthline, hingga kini studi mengenai booster sedang berlangsung, tetapi data terbatas telah menunjukkan adanya efek samping yang sama setelah dosis ketiga seperti setelah dosis awal.

Selain itu, efek samping setelah dosis ketiga juga cenderung bervariasi dari orang ke orang, dengan beberapa orang mengalami ketidaknyamanan. Efek samping yang paling umum untuk dosis ketiga dari vaksin Pfizer/BioNTech adalah nyeri pada tempat suntikan, merasa lelah, sakit kepala, nyeri otot dan sendi, dan kedinginan.

Sebagian besar, efek samping dari dua dosis vaksin mRNA atau satu dosis vaksin J&J bersifat ringan hingga sedang dan hanya berlangsung sementara. Akan tetapi, ada juga efek samping yang lebih mengkhawatirkan, tetapi jarang terjadi.

Vaksin Pfizer-BioNTech dan Moderna-NIAID keduanya juga membawa risiko kecil peradangan jantung seperti miokarditis dan perikarditis. Hal ini pada umumnya terjadi pada orang yang lebih muda, terutama pria.

Selain efek samping ringan dan sedang, vaksin J&J membawa risiko kecil pembekuan darah dengan kadar trombosit yang rendah. Efek samping ini pada umumnya dialami pada wanita usia 18-49 tahun. Tidak ada data yang tersedia tentang kemungkinan kondisi ini terjadi setelah dosis kedua vaksin J&J.