Waspada! Inilah Hal-Hal yang Akan Terjadi Jika Negara Bangkrut seperti Sri Lanka
- Ketika suatu negara mengalami bangkrut dan gagal membayar pinjamannya, maka akan terjadi efek besar-besaran, seperti berikut ini.
Gaya Hidup
JAKARTA - Kondisi ekonomi Sri Lanka dikabarkan runtuh setelah selama berbulan-bulan negara tersebut mengalami kekurangan bahan pokok yang dibutuhkan masyarakat seperti bahan makanan, bahan bakar, dan listrik.
Sri Lanka mengalami krisis ekonomi terburuk setelah kehabisan cadangan devisa untuk membayar berbagai impor kebutuhan seperti makanan, bahan bakar dan obat-obatan. Runtuhnya pemerintahan Sri Lanka diperparah dengan tingginya belanja pemerintah dan pemotongan pajak yang menguras pendapatan negara, kewajiban pinjaman besar-besaran ke China, dan cadangan devisa pada level terendah dalam satu dekade yang merupakan dampak langsung dari adanya pandemi COVID-19 dan hilangnya wisatawan.
Meski begitu, fenomena negara menjadi bangkrut secara finansial bukan merupakan kejadian baru. Seperti yang dilansir dari laman Bizfluent, Spiegel melaporkan dalam sebuah artikel pada tahun 2008 bahwa Jerman pernah bangkrut dua kali pada abad ke-20, yaitu sekali pada tahun 1923 setelah Perang Dunia I dan sekali lagi setelah berakhirnya Perang Dunia II pada tahun 1945.
- Baru 6 Bulan, SKK Migas Raup Penerimaan Rp140 Triliun
- Berlaku Hari Ini! Penumpang Kereta dan Pesawat Wajib Vaksin Booster
- Wamendag Jerry Sambuaga Buka Peluang Pasar Kembangkan Aset Kripto di Indonesia
Selain itu, Rusia juga bangkrut pada tahun 1998 dan diikuti oleh Argentina pada tahun 2001. Pada tahun 2008, Islandia menjadi negara pertama yang menjadi korban krisis keuangan yang terjadi usai runtuhnya pasar perumahan Amerika Serikat.
Ketika suatu negara mengalami bangkrut dan gagal membayar pinjamannya, maka akan terjadi efek besar-besaran, seperti berikut ini.
Inflasi
Ketika suatu negara bangkrut, maka inflasi besar-besaran dapat terjadi. Harga saham pada umumnya akan anjlok seiring dengan nilai mata uang negara tersebut. Ketika nilai mata uang turun, warga akan panik dan bergegas untuk menarik uang tunai dari rekening mereka. Hal ini sempat terjadi di Argentina pada tahun 2001 setelah pemerintah di sana membekukan rekening bank untuk membatasi jumlah uang yang dapat ditarik pemiliknya.
Kelangkaan Bahan Pokok
Bahan pokok merupakan barang-barang yang selalu dicari dan dibutuhkan untuk kehidupan sehari-hari. Negara yang mengalami bangkrut pada umumnya akan mengalami krisis pangan yang membuat warganya akan melakukan panic buying. Hal tersebut mungkin akan membuat masyarakat mengalami kelangkaan bahan pokok.
Seperti yang dilansir dari laman India Times, militer Sri Lanka juga diberi kekuasaan untuk memastikan bahwa produk bahan pokok penting seperti beras dan gula dipasok dengan harga yang diatur pemerintah setelah presiden menyatakan Sri Lanka dalam keadaan darurat ekonomi. Meski begitu, hal tersebut mungkin tidak banyak membantu meringankan beban rakyat.
- Ternyata Harga Keekonomisan Pertamax dan Pertalite Beda Tipis, Segini Jika Tak Disubsidi!
- 4 Gerbang Masuk ke Bromo - Semeru Bakal Dilengkapi Fasilitas Pendukung, Berikut Lokasinya
- 10 Perusahaan Minyak Berpendapatan Terbesar di Dunia
Selain itu, gagal bayar pemerintah juga dapat mengakibatkan banyak pengangguran dan tekanan politik. Jika suatu negara bangkrut, mungkin juga akan menimbulkan kerusuhan sosial dan politik.