Photo by Gustavo Fring: Photo by Phil Nguyen: https://www.pexels.com/photo/man-carrying-child-1361766/
Gaya Hidup

Waspada Mental Anak Lemah, Kenali Ciri dan Penyebabnya

  • Kondisi mental anak menjadi salah satu indikator yang wajib diperhatikan dalam proses tumbuh kembang anak.
Gaya Hidup
Rizky C. Septania

Rizky C. Septania

Author

JAKARTA- Kondisi mental anak menjadi salah satu indikator yang wajib diperhatikan dalam proses tumbuh kembang anak. Pasalnya, kondisi mental berpengaruh pada pertumbuhan psikologis sekaligus kognitif anak.

Namun, ada kondisi yang menyebabkan mental anak lemah. Lemahnya mental pada anak menyebabkan buah hati menjadi cemas, panik, bahkan sering menangis.

Saat mental anak lemah, hal ini tentunya perlu mendapat perhatian khusus. Terlebih, jika kondisi ini menganggu kehidupan sehari-hari. Pasalnya, jika kondisi terus berlanjut, hal ini akan menyebabkan anak mengalami gangguan kecemasan.

Ironisnya, mengutip General Psychiatry, Sabtu, 18 Maret 2023,  sebanyak10% anak usia 2-5 tahun saat ini mengalami gangguan kecemasan. Menanggapi hal ini, apa sebetulnya yang menyebabkan mental anak lemah?

Masih mengutip sumber yang sama, ada beberapa kondisi yang menyebabkan anak Anda punya mental lemah. Salah satunya adalah kebiasaan yang berlaku dalam keluarga.

Sebagaimana diketahui, perilaku yang ditanamkan dan dibiasakan dalam lingkup keluarga bisa sangat memengaruhi mental anak. Sebagai contoh, anak yang terbiasa dibantu dan tidak pernah merasa kesulitan, ia berpotensi menjadi enggan berjuang bahkan untuk dirinya sendiri.

Kondisi kedua yang menyebabkan mental anak lemah adanya perilaku memanjakan anak, terlebih berkaitan dengan hal yang ia inginkan. Anak yang selalu dituruti cenderung sulit menerima penolakan. Hal ini tentunya akan terasa saat mereka nantinya mulai memasuki usia sekolah.

Kondisi selanjutnya yang melemahkan mental anak adalah adanya riwayat trauma. Trauma yang dialami baik fisik maupun psikis rasa diabaikan, maka anak cenderung mudah menyerah ketika merasakan hal yang sama di kemudian hari.

Stress pada anak juga berpengaruh pada lemahnya kondisi mental anak. Pada anak, kondisi stress bisa berbeda, tergantung pada usia anak. Sebagai contoh, pada anak usia 3-4 tahun, stres bisa disebabkan oleh proses adaptasi saat masuk lingkungan baru seperti playgroup.

Kurang tidur juga rupanya berpengaruh pada lemahnya mental anak. Sebagaimana diketahui, insomnia pada masa kanak-kanak telah dikaitkan dengan berbagai gangguan mental. Misalnya kecemasan, depresi, masalah perilaku, dan agresi.

Alasannya, insomnia memengaruhi kemampuan konsentrasi otak, ingatan, dan terkadang, menyebabkan perubahan suasana hati. Jika hal tersebut terjadi terlalu sering, maka hal ini bisa membuat kondisi mental anak semakin lemah.

Anak yang tak diberi kepercayaan untuk memutuskan hidupnya rupanya berpengaruh pada kekuatan mental. Saat orang tua selalu memutuskan kebutuhan anak tanpa berdiskusi, anak akhirnya tumbuh menjadi sosok yang ketergantungan dan tidak bisa membuat keputusan sendiri. Pasalnya, anak sudah terbiasa selalu dibantu.

anak yang tak pernah mengalami kegagalan juga berpotensi tumbuh menjadi orang yang punya mental lemah. Pasalnya, Anak yang diharuskan untuk selalu menang biasanya tumbuh jadi sosok yang sulit mengontrol emosi, terutama saat kalah. Bukan tidak mungkin ia juga jadi mudah tersinggung dan keras kepala.

Alhasil, ketika ada orang lain yang memiliki perbedaan pendapat, anak mungkin akan jadi sensitif dan tidak mau mendengarkan pendapat.

Ciri-ciri Mental Lemah Pada Anak

Setelah menyimak penyebab lemahnya mental anak, berikut adalah ciri-ciri yang biasanya tampak dari anak yang terindikasi punya mental lemah.

1. Tidak mau berjuang dan mudah menyerah

Ketika anak memiliki mental yang kurang kuat, seringkali ia akan jadi mudah menyerah. Bahkan mungkin anak jadi enggan berjuang karena tidak mau menerima kekalahan nantinya.

2. Mudah marah

Saat tidak kuat mental, anak biasanya jadi tidak bisa mengendalikan emosinya sendiri. Akibatnya ketika terjadi sesuatu hal, ia jadi mudah marah, tantrum, dan bahkan mengamuk.

3. Selalu merasa benar

Kondisi lain yang juga bisa menjadi ciri-ciri anak tidak kuat mental yakni selalu merasa benar. Anak tidak mau mendengarkan pendapat orang lain jika berbeda, apalagi jika ia yang disalahkan. Kondisi ini bisa membuat anak jadi terlihat egois, Bunda.

4. Mudah menangis

Selain jadi mudah marah, ciri anak tidak kuat mental lainnya yakni terlalu sensitif dan mudah menangis. Misalnya saat mengikuti kompetisi dan tidak menang, anak rentan mengalami rasa kecewa yang dalam hingga mudah menangis.

5. Tidak mandiri

Ketika anak selalu dituruti, ia juga akan sulit untuk mandiri. Anak yang tidak kuat mental cenderung tidak bisa memutuskan sesuatu, bahkan untuk kepentingan dirinya sendiri.