<p>Ilustrasi/hopecancertexas.com</p>
Gaya Hidup

Waspadai dan Kenali Risiko dan Tanda Kanker Ovarium

  • Gejala kanker ovarium sering kali disalahartikan dengan gejala penyakit lain, sehingga sering luput dari perhatian dan baru ditemukan ketika telah mencapai stadium lanjut

Gaya Hidup
Amirudin Zuhri

Amirudin Zuhri

Author

JAKARTA- Ketua Himpunan Onkologi dan Ginekologi Indonesia (HOGI) Prof Andrijono mengajak setiap perempuan untuk mewaspadai ancaman kanker ovarium dengan mengenal faktor risiko dan deteksi dini kanker ovarium. Menurutnya selama ini kanker ovarium stadium dini ditemukan secara kebetulan.

“Gejala kanker ovarium sering kali disalahartikan dengan gejala penyakit lain, sehingga sering luput dari perhatian dan baru ditemukan ketika telah mencapai stadium lanjut,” katanya dalam webinar kesehatan, Sabtu 29 Mei 2021.

Dia mengatakan jika dideteksi lebih awal, kanker ovarium dapat ditangani. Berdasarkan data 20 persen dari kanker ovarium yang sudah terdeteksi pada stadium awal  dan 94 persen pasien stadium awal bisa hidup lebih dari lima tahun setelah didiagnosis.

Andijono menjelaskan ada empat tanda kanker ovarium yang bisa kenali yakni kembung, nafsu makan berkurang, sering buang air kecil dan nyeri panggul atau perut. Selain itu ada ada enam faktor risiko yakni riwayat kista endometriosis, punya riwayat keluarga yang menderita kanker ovarium dan kanker payudara, mengalami mutasi genetik (contoh BRCA), angka paritas rendah, gaya hidup buruk dan pertambahan usia.

Mengingat tidak ada gejala spesifik sebagai penanda awal, dia mengajak kaum hawa untuk lebih waspada terhadap kanker ovarium. Untuk menyebarkan kesadaran mengenai kanker ovarium, Himpunan Onkologi dan Ginekologi Indonesia (HOGI), Indonesian Cancer Information & Support System (CISC) bersama AstraZeneca meluncurkan Kampanye 10 Jari.

Kampanye ini dibuat demi mengenal enam faktor risiko serta empat tanda kanker ovarium. Enam risiko kanker ovarium, yakni riwayat kista endometriosis, punya riwayat keluarga yang menderita kanker ovarium dan kanker payudara, mengalami mutasi genetik (contoh BRCA), angka paritas rendah, gaya hidup buruk dan pertambahan usia. Sementara empat tanda kanker ovarium adalah kembung, nafsu makan berkurang, sering buang air kecil dan nyeri panggul atau perut.

Andrijono menegaskan, gangguan kesehatan bila terdeteksi sedini mungkin akan lebih mudah diobati. Maka, hindarilah rasa takut atau ragu untuk memeriksakan diri bila ada keluhan yang dirasakan. Jika mengalami keluhan tertentu, coba observasi dulu selama satu hingga dua pekan. Jika keluhan itu masih terasa, segera periksakan.

“Kalau keluhan hilang boleh ditunda pemeriksaan, tapi kalau terus berulang, segera periksa. Keluhannya apa saja, batuk, pilek, diare, semua itu keluhan. Batuk pilek bisa jadi (gejala) kanker tenggorokan, kanker mulut, diare bisa jadi (gejala) kanker usus. Kalau ada penyakit yang bertahan, jangan ragu-ragu untuk periksa.”

Kanker ovarium merupakan penyebab kematian nomor delapan akibat kanker pada perempuan di seluruh dunia. Di Indonesia, kanker ovarium berada di peringkat tiga dari sisi insiden dan tingkat kematian untuk penyakit kanker pada wanita.