<p>Driver Ojek Online menunjukkan menu GoRide yang tidak tersedia di Aplikasi Gojek, Jakarta, Jumat (10/4/2020). Peraturan Gubernur DKI Jakarta dalam pelaksanaan PSBB mengatur angkutan roda dua seperti ojek online maupun ojek konvensional dilarang membawa penumpang. Foto: Ismail Pohan/TrenAsia</p>
Industri

Waspadai! Gojek Ungkap Trik Para Penipu di Dunia Digital

  • JAKARTA – PT Aplikasi Karya Anak Bangsa (Gojek Indonesia) terus mendorong berbagai upaya keamanan digital, salah satunya melalui edukasi kepada mitra usaha. “Upaya ini adalah bagian dari komitmen untuk mengimbangi semakin tingginya jumlah pelaku usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) yang go digital, terutama di masa pandemi,” ungkap manajemen Gojek dalam siaran tertulis yang diterima […]

Industri
Aprilia Ciptaning

Aprilia Ciptaning

Author

JAKARTA – PT Aplikasi Karya Anak Bangsa (Gojek Indonesia) terus mendorong berbagai upaya keamanan digital, salah satunya melalui edukasi kepada mitra usaha.

“Upaya ini adalah bagian dari komitmen untuk mengimbangi semakin tingginya jumlah pelaku usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) yang go digital, terutama di masa pandemi,” ungkap manajemen Gojek dalam siaran tertulis yang diterima TrenAsia.com, Jumat, 28 Agustus 2020.

Pentingnya menjaga kerahasiaan data usaha dan data pribadi menjadi topik yang terus didorong  secara reguler oleh Gojek, melalui GoFood kepada mitra UMKM.

Edukasi tersebut diberikan melalui berbagai kanal, antara lain aplikasi GoBiz, media sosial, dan komunitas partner GoFood. Menurutnya, kompetensi keamanan digital menjadi kunci utama dalam melindungi diri saat dihadapkan dengan upaya penipuan yang tengah menjadi tren modus penipuan digital.

Berdasarkan kajian bertajuk Peningkatan Kompetensi Keamanan Digital di Indonesia: Analisis Fenomena Penipuan dengan Teknik Rekayasa Sosial yang dipublikasikan oleh Center for Digital Society (CfDS) Universitas Gadjah Mada, penipuan dengan teknik rekayasa sosial adalah jenis penipuan dengan metode memanipulasi psikologis pengguna platform teknologi, bukan sebuah peretasan sistem.

“Penipuan dengan teknik rekayasa sosial bisa terjadi karena penipu memanfaatkan ketidaktahuan dan kelemahan pengguna platform digital akibat minimnya kompetensi,” ujar peneliti CfDS Adityo Hidayat.

Penipu, ujarnya, menyerang kelemahan psikologis pengguna sehingga membuat calon korban mengabaikan nalar dan logika, misalnya penawaran hadiah. Hal itu dapat menyerang kelemahan psikis karena pengguna merasa ketakutan maupun sebaliknya, alias kegirangan.

“Diperlukan kesadaran dan kehati-hatian untuk lebih sensitif terhadap modus manipulasi psikologis,” tambahnya.

Adityo menyebutkan sejumlah penyalahgunaan yang sering dilakukan oleh pelaku sebagai berikut.

Penyalahgunaan kode one time password (OTP) dan nomor kartu ATM

Adityo menjelaskan, kode OTP merupakan salah satu fitur pengaman data yang hanya dapat digunakan satu kali sebagai autentikasi ketika kita hendak masuk ke dalam akun platform digital.

“Kode OTP dan nomor kartu ATM hanya diproses oleh sistem atau mesin. Apabila ada orang yang menanyakannya, kita patut berhati-hati,” jelasnya.

Jika seseorang memberikannya kepada oknum penipu, maka kemungkinan untuk mengambil alih akun pribadi hingga penyalahgunaan akses ke sistem perbankan mitra usaha, dapat menyebabkan kerugian finansial.

Menciptakan suasana mendesak kepada korban

“Salah satu indikasi upaya manipulasi psikologis adalah saat ada seseorang berpura-pura menjadi kenalan calon korban atau mengaku sebagai perwakilan dari perusahaan,” kata Adityo.

Setelah itu, umumnya penipu akan memberikan perintah kepada calon korban, seperti meminta informasi data pribadi, data usaha, atau  meminta transfer sejumlah uang.

Modus yang cukup sering dilancarkan penipu, yakni dengan menciptakan situasi yang mendesak sehingga memaksa calon korban untuk membuat keputusan sesegera mungkin. Oleh karena itu, ketika dihadapkan pada situasi tersebut, saran Adityo, sebaiknya mitra usaha tidak panik dan bersikap tenang agar dapat mencerna informasi dengan jernih. Hal ini dilakukan untuk menghindari manipulasi psikologis yang dilakukan penipu.

Modus penawaran hadiah

Modus penipuan dengan penawaran hadiah membuat seseorang merasa senang. Hal ini merupakan bagian dari metode penipuan berbasis manipulasi psikologis.

“Skenario manipulasi psikologis dan pemberian hadiah disusun sedemikian rupa, setelah penipu mempelajari latar belakang dan kebutuhan calon korban,” jelas Adityo.

Dalam hal ini, mitra UMKM harus waspada apabila ada tawaran bantuan pendaftaran menjadi mitra GoFood atau pencairan dana usaha yang prosesnya dilakukan secara manual.

Head of Merchant Platform Business Gojek Novi Tandjung mengatakan, pihaknya tidak pernah meminta data tambahan di luar kanal resmi atau biaya khusus untuk proses reguler,

Untuk melengkapi kemudahan para pelaku UMKM meningkatkan kompetensi keamanan digital, lanjutnya, aplikasi GoBiz telah dilengkapi dengan berbagai fitur keamanan, meliputi verifikasi PIN validasi driver yang mengambil pesanan, fitur pengaturan peran pengguna untuk akses pemilik, manajer, dan kasir, serta fitur konfirmasi sebagai pemilik untuk verifikasi kepemilikan data.

Novi pun berharap, seluruh upaya inovasi teknologi Gojek dan edukasi dapat mendukung mitra dalam melindungi keamanan data pribadi dan data usaha. Hal ini dilakukan mereka dapat menjalankan bisnis dengan aman dan terus bertumbuh.