Menkeu sekaligus Ketua KSSK Sri Mulyani Indrawati saat Konferensi Pers KSSK: Hasil Rapat Berkala KSSK I Tahun 2022, Rabu, 2 Februari 2022. Sumber YouTube.com/Kemenkeu RI.
Nasional

Waspadai Omicron, Sri Mulyani Optimistis Ekonomi 2022 Tetap Membaik

  • Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati optimistis perekonomian Indonesia membaik pada tahun ini. Kinerja APBN pun tetap terkonsolidasi dalam mendorong pemulihan ekonomi.
Nasional
Daniel Deha

Daniel Deha

Author

JAKARTA -- Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati optimistis perekonomian Indonesia membaik pada tahun ini. Kinerja Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) pun tetap terkonsolidasi dalam mendorong pemulihan ekonomi nasional.

Dia mengatakan kinerja ekonomi mulai mengalami rebound setelah mengalami kontraksi pada tahun 2020. Data pertumbuhan ekonomi tahun 2021 yang diumumkan Badan Pusat Statistik (BPS) pada Senin, 7 Februari 2022 menunjukkan perbaikan kinerja di sejumlah sektor.

Sepanjang tahun 2021, ekonomi Indonesia mampu tumbuh 3,69% sedangkan pada kuartal keempat tumbuh 5,02%.

Pemulihan ekonomi menguat di kuartal IV-2021 ditopang oleh konsumsi rumah tangga (3,55%), investasi (4,49%), konsumsi pemerintah (5,25%), dan ekspor (29,83%).

"Seluruh sektor: manufaktur, perdagangan, konstruksi, transportasi, pergudangan, pertambangan, informasi/komunikasi semua mengalami perbaikan. Ini perkembangan yang bagus, sesuai dengan skenario pemulihan ekonomi," katanya di Jakarta, Senin kemarin.

Meski demikian, Bendahara Negara mewaspadai dampak penyebaran varian Omicron yang makin besar, dengan pemerintah telah melakukan sejumlah penyesuaian untuk memperketat mobilitas.

"Tahun 2022 tantangan tetap dinamis dan harus diwaspadai: pandemi varian Omicron meningkat," tandasnya.

Selain penyebaran Omicron yang diprediksi akan menjangkit 3-6 kali lebih besar dari Delta, Sri Mulyani juga mewaspadai tantangan lingkungan global seperti yang saat ini sedang terjadi, yakni konflik Rusia-Ukraina.

"Tappering kebijakan moneter di US dan Eropa, kenaikan suku bunga dan inflasi tinggi di negara maju, dan ketegangan geopolitik yang meningkat menimbulkan tambahan ketidakpastian," imbuhnya.

Sebagai gambaran, capaian pertumbuhan ekonomi Indonesia pada 2021 sebesar 3,69% meleset dari asumsi makro ekonomi APBN 2021 yang dipatok sebesar 4,5%.

Target tersebut kemudian direvisi kembali oleh Sri Mulyani pada akhir 2021 menjadi 3,5-4% di tengah tekanan yang belum pulih.

Tahun ini, pemerintah mematok target pertumbuhan ekonomi 5,2%. Namun, kemunculan varian Omicron diprediksi akan mengganggu tuas pemulihan ekonomi.

Kepala Badan Kebijakan Fiskal (BKF) Kementerian Keuangan Febrio Kacaribu tetap optimistis bahwa proyeksi perekonomian tahun 2022 akan tetap tumbuh di angka 5,2% yang ditopang penguatan investasi dan ekspor, serta konsumsi masyarakat.

"Hal ini tentunya harus didukung oleh upaya pengendalian pandemi yang menyeluruh, termasuk dengan akselerasi vaksinasi secara masif," katanya, Selasa, 8 Februari 2022.

Meski pemulihan ekonomi diprediksi semakin membaik, pemerintah tetap mewaspadai dan mengantisipasi berbagai risiko, seperti kemunculan varian Omicron yang melanda berbagai negara sejak akhir tahun 2021.

"Kita harus tetap waspada dengan menjaga disiplin penerapan protokol kesehatan dan berjaga-jaga mempersiapkan berbagai langkah darurat jika diperlukan," ucapnya.

Selain meningkatnya Omicron, pemerintah juga mengantisipasi berbagai risiko eksternal, seperti tekanan inflasi tinggi, percepatan tapering off di AS, hingga potensi dampak isu geopolitik yang tengah terjadi.

Pemerintah, lanjut dia, bersama-sama dengan otoritas lain yang tergabung dalam KSSK (Komite Stabilitas Sistem Keuangan) terus bersinergi menyiapkan bauran kebijakan antisipatif dalam menghadapi risiko-risiko global tersebut.

"Pemerintah juga akan terus berkoordinasi dengan Bank Indonesia dan pemerintah daerah dalam menjaga stabilitas harga pangan di seluruh kawasan nasional," ungkapnya.