Bank bjb
Industri

Waspadai Segmen Kredit Komersial, Bank BJB Patok Rasio NPL Maksimal 1,60 Persen Tahun Ini

  • PT Bank Pembangunan Daerah Jawa Barat dan Banten Tbk (BJBR) mematok rasio kredit bermasalah (non performing loan/NPL) berada di kisaran 1,40%-1,60%.&n
Industri
Muhamad Arfan Septiawan

Muhamad Arfan Septiawan

Author

JAKARTA – PT Bank Pembangunan Daerah Jawa Barat dan Banten Tbk (BJBR) mematok rasio kredit bermasalah (non performing loan/NPL) berada di kisaran 1,40%-1,60%.  Direktur Utama (Dirut) Bank BJB Yuddy Rendaldi mengatakan mewaspadai segmen komersial yang punya kontribusi paling tinggi terhadap NPL Bank BJB.

Menurut laporan keuangan perusahan, NPL gross Bank BJB pada semester I-2021 berada di angka 1,3%.

“Total NPL kami merupakan pencapaian yang baik karena NPL industri perbankan nasional maish berada di level 3,35 persen,” ucap Yuddy dalam keterangan tertulis, Kamis, 5 Agustus 2021.

Nilai NPL net Bank BJB pada paruh pertama tahun ini mengalami penurunan dari 0,48% pada semester I-2020 menjadi 0,38% pada semester I-2021.

Sementara itu, kontribusi terbesar ada di segmen komersial, yakni sebesar 59% dari total NPL. Segmen ini secara keseluruhan memiliki tingkat NPL 0,15%. Segmen KPR setidaknya berkontribusi 23% terhadap total nilai  NPL Bank BJB pada paruh pertama 2021. Sementara NPL segmen ini berada di level 3,8%.

Segmen KPR menjadi penyumbang terbesar skor NPL Bank BJB. Kontribusinya hampir dua kali lipat dari segmen kredit lain Bank BJB.

Lihat saja kontribusi kredit segmen Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) terhadap NPL yang hanya 11%. Adapun skor NPL di segmen berada di kisaran 2,3% atau lebih rendah dibandingkan periode yang sama di tahun sebelumnya yang sebesar 2,5%.

Sementara kredit konsumer yang menjadi tulang punggung Bank BJB berkontribusi 8% terhadap total nilai NPL dengan tingkat NPL menjadi 4,2%.

Bank BJB menorehkan pertumbuhan kredit pada semester I-2021. Kredit di Bank BJB pada paruh pertama tahun ini mengalami kenaikan 6,8% menjadi Rp91,2 triliun dari sebelumnya Rp84,99 triliun pada semester I-2020.