WHO Beri Peringatan Perihal Mencampur Kedua Dosis Vaksin COVID-19 dari Produk Berbeda
WHO beri peringatan kepada individu yang mencampur kedua dosis vaksin COVID-19 dari jenis atau merek berbeda
Gaya Hidup
JAKARTA – Beberapa waktu belakangan ini, banyak ilmuwan yang tengah meneliti efek dan manfaat dari mencampurkan dua dosis vaksin dari jenis atau merek berbeda, seperti vaksin Pfizer untuk dosis vaksin pertama, dan AstraZeneca sebagai vaksin dosis kedua.
Hal ini kemungkinan terkait perihal keterbatasan pasokan vaksin di daerah tertentu, sehingga mencampurkan vaksin disebut sebagai solusi untuk mengatasi hal tersebut.
Akan tetapi, kepala ilmuwan yang tergabung dalam Organisasi Kesehatan Dunia atau WHO, Soumya Swaminathan, memberi peringatan kepada individu agar tidak mencampur dan mencocokkan beberapa jenis vaksin COVID-19 dari produsen yang berbeda.
- Modernland Realty Raup Marketing Sales Rp341 Miliar pada Kuartal I-2021
- Waskita Karya Raih Kontrak Pembangunan Jalan Perbatasan RI-Malaysia Rp225 Miliar
- Pengelola Hypermart (MPPA) Berpotensi Meraih Rp670,85 Miliar Lewat Private Placement
Menurutnya, tindakan tersebut dapat menjadi tren berbahaya, karena kini masih sedikit data terkait dampak kesehatan yang ditimbulkan.
“Ini sedikit tren yang berbahaya di sini,” kata Soumya Swaminathan dalam briefing online pada hari Senin setelah pertanyaan tentang suntikan booster.
“Ini akan menjadi situasi kacau di negara-negara jika warga mulai memutuskan kapan dan siapa yang akan mengambil dosis kedua, ketiga dan keempat,” seperti yang dikutip dari laman Reuters.
Sebelumnya, Kelompok Ahli Penasihat Strategis WHO tentang vaksin mengatakan bahwa pada bulan Juni vaksin Pfizer Inc (PFE.N) dapat digunakan sebagai dosis kedua setelah dosis awal AstraZeneca (AZN.L), jika yang terakhir tidak tersedia.
- Cara Membuang Sampah dari Pasien COVID-19 yang Sedang Isolasi Mandiri
- Netflix Dikabarkan Berencana Perkenalkan Video Game
- Viral di Twitter Akibat Tak Sengaja Makan Babi, Ini Cara Mengetahui Makanan Mengandung Babi Agar Tak Keliru
Uji klinis yang dipimpin oleh Universitas Oxford di Inggris sedang berlangsung untuk menyelidiki pencampuran rejimen vaksin AstraZeneca dan Pfizer. Uji coba baru-baru ini diperluas untuk mencakup vaksin Moderna Inc (MRNA.O) dan Novavax Inc (NVAX.O).