WHO: Dunia Jangan Terbuai dengan Kemajuan Vaksin COVID-19
JENEWA- Meski kemajuan dalam pengembangan vaksin COVID-19 baru-baru ini merupakan sesuatu yang positif, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) meminta masyarakat tidak terbuai. Lembaga ini khawatir kemajuan telah menyebabkan persepsi yang berkembang bahwa pandemi telah berakhir. Inggris pada Rabu 3 Desember 2020 menyetujui vaksin COVID-19 Pfizer Inc, meningkatkan harapan dapat melawan virus yang telah menewaskan hampir 1,5 […]
Nasional & Dunia
JENEWA- Meski kemajuan dalam pengembangan vaksin COVID-19 baru-baru ini merupakan sesuatu yang positif, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) meminta masyarakat tidak terbuai. Lembaga ini khawatir kemajuan telah menyebabkan persepsi yang berkembang bahwa pandemi telah berakhir.
Inggris pada Rabu 3 Desember 2020 menyetujui vaksin COVID-19 Pfizer Inc, meningkatkan harapan dapat melawan virus yang telah menewaskan hampir 1,5 juta orang secara global, menghancurkan ekonomi dunia, dan memutarbalikkan kehidupan normal.
- 11 Bank Biayai Proyek Tol Serang-Panimbang Rp6 Triliun
- PTPP Hingga Mei 2021 Raih Kontrak Baru Rp6,7 Triliun
- Rilis Rapid Fire, MNC Studios Milik Hary Tanoe Gandeng Pengembang Game Korea
- Anies Baswedan Tunggu Titah Jokowi untuk Tarik Rem Darurat hingga Lockdown
“Kemajuan terkait vaksin memberi kita semua dorongan dan sekarang kita bisa mulai melihat titik terang. Namun, WHO khawatir bahwa ada persepsi yang berkembang bahwa pandemi COVID-19 sudah berakhir,” kata Direktur Jenderal WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus Jumat 4 Desember 2020 waktu Jenewa.
Tedros mengatakan pandemi masih akan berlangsung panjang dan bahwa keputusan yang dibuat oleh warga dan pemerintah akan menentukan kelangsungan pandemi dalam jangka pendek dan kapan pandemi akan berakhir.
“Kami tahu ini merupakan tahun yang sulit dan orang-orang lelah, tetapi di rumah sakit yang beroperasi pada batas atau melebihi kapasitas, itu yang paling sulit,” katanya.
“Kenyataannya adalah pada saat ini, banyak tempat menghadapi penularan virus COVID-19 yang sangat tinggi, yang memberikan tekanan besar pada rumah sakit, unit perawatan intensif, dan petugas kesehatan.”
Virus corona itu muncul di Wuhan, China, setahun yang lalu. Sejak itu, lebih dari 65 juta orang secara global dilaporkan terinfeksi oleh virus corona jenis baru tersebut dan 1,5 juta orang meninggal dunia.
Dua vaksin yang menjanjikan dapat segera menerima otorisasi penggunaan darurat dari Badan Pengawas Obat dan Makanan AS, dan sekitar 20 juta orang Amerika sudah dapat divaksinasi tahun ini. Keadaan itu membantu AS membendung gelombang virus di negara tersebut, yang terdampak paling parah di dunia.
Namun, ahli darurat utama WHO Mike Ryan juga memperingatkan pada Jumat agar semua pihak tidak berpuas diri setelah peluncuran vaksin.
Ia mengatakan bahwa meskipun menjadi bagian utama dari pertempuran melawan COVID-19, vaksin tidak akan dengan sendirinya mengakhiri pandemi. “(Adanya) Vaksin bukan berarti nol COVID,” katanya.
Ryan mengatakan beberapa negara harus mempertahankan langkah-langkah pengendalian yang sangat kuat untuk beberapa waktu ke depan atau mereka akan berisiko terkena “ledakan” dalam jumlah kasus, dan pandemi yang bergerak bolak-balik.
“Beberapa negara berada dalam momen penting. Ada sistem kesehatan di beberapa negara yang berada di titik kehancuran,” katanya, tanpa menyebut negara tertentu.