WHO Ingatkan Risiko Kebangkitan Penularan Corona di Eropa Awal 2021
JAKARTA – Organisasi Kesehatan Dunia WHO di Eropa memperingatkan risiko kebangkitan lebih lanjut Covid-19 pada awal 2021. Organisasi kesehatan PBB menyatakan penularan Covid-19 di seluruh wilayah Eropa tetap meluas dan intens. “Ada risiko tinggi kebangkitan lebih lanjut dalam minggu-minggu dan bulan-bulan pertama tahun 2021, dan kita perlu bekerja sama jika ingin berhasil mencegahnya,” kata WHO […]
Nasional & Dunia
JAKARTA – Organisasi Kesehatan Dunia WHO di Eropa memperingatkan risiko kebangkitan lebih lanjut Covid-19 pada awal 2021.
Organisasi kesehatan PBB menyatakan penularan Covid-19 di seluruh wilayah Eropa tetap meluas dan intens.
“Ada risiko tinggi kebangkitan lebih lanjut dalam minggu-minggu dan bulan-bulan pertama tahun 2021, dan kita perlu bekerja sama jika ingin berhasil mencegahnya,” kata WHO Eropa dilansir Channel News Asia, Rabu, 16 Desember 2020.
- 11 Bank Biayai Proyek Tol Serang-Panimbang Rp6 Triliun
- PTPP Hingga Mei 2021 Raih Kontrak Baru Rp6,7 Triliun
- Rilis Rapid Fire, MNC Studios Milik Hary Tanoe Gandeng Pengembang Game Korea
- Anies Baswedan Tunggu Titah Jokowi untuk Tarik Rem Darurat hingga Lockdown
- IPO Akhir Juni 2021, Era Graharealty Dapat Kode Saham IPAC
WHO Eropa mendesak publik untuk mengambil tindakan pencegahan ekstra saat banyak orang bersiap berkumpul untuk mengisi liburan. Jika memungkinkan, WHO mengatakan perayaan harus diadakan di luar ruangan dan peserta harus memakai masker serta menjaga jarak fisik.
Untuk pesta di dalam ruangan, WHO mengatakan untuk mengurangi risiko infeksi jumlah tamu mesti dibatasi dan ventilasi diatur dengan baik.
“Mungkin terasa canggung memakai masker dan berlatih menjaga jarak secara fisik ketika berada di sekitar teman dan keluarga, tetapi melakukan hal itu berkontribusi secara signifikan untuk memastikan bahwa semua orang tetap aman dan sehat,” kata WHO.
Wilayah Eropa WHO terdiri dari 53 negara, termasuk Rusia dan beberapa negara di Asia Tengah. Wilayah ini telah mencatat lebih dari 22 juta kasus Covid-19 dan hampir 500.000 kematian.