WHO Resmi Ganti Nama Penyakit Cacar Monyet Jadi Mpox
- WHO akan mengganti nama monkeypox atau cacar monyet menjadi mpox. Nama tersebut juga akan digunakan secara bersamaan saat istilah ‘cacar monyet’ dihapus.
Gaya Hidup
JAKARTA - Pakar kesehatan global akan mengganti nama monkeypox atau cacar monyet menjadi mpox. Nama tersebut juga akan digunakan secara bersamaan saat istilah ‘cacar monyet’ dihapus.
WHO mengatakan hal tersebut dalam sebuah pernyataan bahwa hal itu disebabkan karena ketika wabah cacar monyet meluas pada awal tahun ini, istilah monkeypox atau cacar monyet memiliki potensi stigmatisasi.
Menyusul serangkaian konsultasi dengan pakar global, WHO juga akan mulai menggunakan istilah baru ‘mpox’ sebagai sinonim untuk cacar monyet. WHO bertanggung jawab untuk memberikan nama baru pada penyakit tersebut.
- Rights Issue SIG ke Semen Baturaja Bakal Dilaksanakan Desember 2022
- Wujudkan UMKM Berdaya Saing Tinggi, Bank Mandiri Bersama Yokke dan DOKU Kembali Gelar Event UMKM Merah Putih 2022
- 6 Bank Digital Pemilik Aset Terbesar di Indonesia pada 2022
Cacar monyet pada manusia sendiri pertama kali diberi nama pada tahun 1970. Virus yang menyebabkan penyakit ini awalnya ditemukan pada monyet penangkaran pada tahun 1958.
Tahun ini menjadi penularan pada komunitas pertama dari penyakit cacar monyet tersebut di Inggris. Sekitar 3.720 kasus telah diidentifikasi di Inggris sejak awal Mei.
Kasus cacar monyet juga telah terdeteksi di lebih dari 70 negara dengan jumlah kasus mencapai belasan ribu. Sedangkan di Indonesia sendiri per tanggal 28 September 2022 akumulasi dugaan kasus cacar monyet sekitar 75 kasus di mana terdiri dari 1 kasus konfirmasi, 1 kasus supek, dan 73 kasus di antaranya dinyatakan discarded.
- Jahja Setiaatmadja: Indonesia Bebas Resesi 2023
- Arkeolog Mesir Temukan Hampir 300 Mumi di Sistem Terowongan Bawah Tanah
- Kejar Target Kontrak Baru 2022, Begini Prospek Kinerja BUMN Karya
dr. Mohammad Syahril, Sp.P, MPH selaku Juru Bicara COVID-19 juga menyatakan bahwa secara keseluruhan, kasus monkeypox di Indonesia masih dalam kategori terkendali dan data suspek yang didapatkan telah melandai, bahkan menurun.