<p>Sumber: kcic.co.id</p>
Transportasi dan Logistik

Whoosh Kelimpungan Bayar Utang, Jumlah Penumpang Tak Sesuai Target

  • Diketahui Whoosh ditargetkan mengangkut 29.000 penumpang perhari, sementara itu hingga bulan Juli 2024 Whoosh bau mengangkut 24.000 penumpang per hari.

Transportasi dan Logistik

Muhammad Imam Hatami

KARAWANG – Stasiun Kereta Cepat Whoosh di Karawang dijadwalkan mulai beroperasi pada awal tahun 2025. Pengoperasian stasiun ini diharapkan dapat mendongkrak jumlah penumpang harian Kereta Cepat Whoosh yang belum memenuhi target.

Diketahui Whoosh ditargetkan mengangkut 29.000 penumpang perhari, sementara itu hingga bulan Juli 2024 Whoosh bau mengangkut 24.000 penumpang per hari.

General Manager Corporate Secretary PT Kereta Cepat Indonesia China (KCIC), Eva Chairunisa, mengungkap pengoperasian Stasiun Karawang merupakan bagian dari strategi perusahaan untuk mendongkrak jumlah penumpang melalui penambahan rute dan jumlah perjalanan.

"Sebagai bagian dari strategi peningkatan jumlah penumpang, KCIC juga akan mengoperasikan Stasiun Karawang di awal tahun 2025 untuk layanan naik turun penumpang," papar Eva, dilansir dari siaran pers, Senin, 5 Agustus 2024.

Selain itu, KCIC tengah mempersiapkan akses dari kawasan industri Trans Heksa Karawang (THK) dan Deltamas menuju Stasiun Karawang. Pembangunan pintu keluar KM 42 jalan tol Jakarta-Cikampek yang langsung menuju kawasan stasiun juga sedang berlangsung.  Beberapa akses tersebut diharapkan dapat memperlancar mobilitas penumpang dan mendukung target peningkatan jumlah penumpang harian.

"Adanya beragam akses tersebut, Stasiun Karawang akan terkoneksi dengan berbagai kawasan industrial, perkotaan, dan pusat perbelanjaan. KCIC juga terus melakukan komunikasi dengan berbagai provider penyedia layanan transportasi untuk memenuhi kebutuhan konektivitas antar moda dari dan menuju Stasiun Karawang," tambah Eva.

Eva mengklaim, kedepan stasiun Karawang akan menjadi bagian penting jaringan Kereta Cepat Whoosh. Dengan tambahan stasiun ini, KCIC berharap dapat mengakomodasi lebih banyak penumpang.

Refleksi Bengkaknya Biaya Kereta Whoosh

PT Wijaya Karya (Persero) Tbk (WIKA) mengalami kerugian besar mencapai Rp7,12 triliun pada tahun 2023. Salah satu penyebab utama kerugian ini adalah investasi yang digelontorkan perusahaan pada proyek kereta cepat Jakarta-Bandung yang mencapai Rp6,1 triliun, dana tersebut disalurkan melalui konsorsium PSBI.

PT Kereta Api Indonesia (KAI), yang juga terlibat dalam proyek ini, turut mengalami kesulitan pembayaran utang, diketahui utang KAI meningkat dari yang tadinya sudah membengkak diangka Rp50,46 triliun pada kuartal keempat tahun 2023, kini naik lagi jadi Rp56,56 triliun pada kuartal pertama 2024 setelah menerima suntikan dana tambahan dari China Development Bank (CDB) sebesar Rp6,98 triliun.

Awalnya, biaya pembangunan Kereta Cepat Whoosh diperkirakan mencapai US$6,07 miliar atau sekitar Rp98,57 triliun (kurs Rp16.200),  25% dari biaya tersebut ditanggung oleh ekuitas KCIC dan 75% melalui pinjaman dari CDB. 

Namun, biaya proyek bengkak hingga US$1,2 miliar atau sekitar Rp19,48 triliun, sehingga total biaya mencapai US$7,28 miliar atau sekitar Rp118,22 triliun. Peningkatan biaya ini semakin memperburuk kondisi finansial perusahaan-perusahaan yang terlibat dalam proyek tersebut.